Minggu, 02 Mei 2021

Zaman Milenial, Apakah Serba Instan?

Kondisi zaman sekarang berbeda dengan zaman dahulu. Zaman sekarang dikenal dengan zaman milenial, di dalamnya generasi muda mengambil peran dan andil penting untuk bisa eksis menjalani kehidupan. Perkembangan zaman tersebut memiliki perbedaan bentuk atau gaya dari zaman sebelumnya. Artinya, dari perubahan waktu dan manusianya memiliki cara pandang dan sikap yang berbeda. Tentu hal ini menjadi perhatian bersama untuk selalu mengedepankan aspek toleransi (sikap hormat) satu dengan yang lain.

Perkembangan zaman hendaknya tidak menjadikan generasi tua mendikte generasi muda. Generasi tua memaksakan kehendaknya/sikapnya yang pernah dialami dahulu kepada generasi muda sekarang. Hal tersebut tentu akan membawa kesan diskriminasi, yang cenderung membawa penolakan dari generasi muda. Oleh karena itu, generasi tua harus bisa mengatur diri dan strategi agar nasihat yang diberikannya bisa memberi pengaruh bagi generasi muda. Selanjutnya, generasi muda juga tidak boleh mengabaikan nasihat dari generasi tua. Perihal ini menjadi penting karena generasi tua telah melewati berbagai tantangan dan perjalanan hidup lebih dahulu. Banyak nilai-nilai perjuangan dan pengalaman hidup yang dapat diambil untuk diterapkan di zaman sekarang.

Perkembangan zaman juga membawa tantangan. Tantangan itu baik berupa masalah ataupun peluang. Saat generasi tua dan muda mendapati masalah maka sudah selayaknya bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan bijak. Artinya, mencari jalan keluar dengan bersama. Begitu juga saat mendapati tantangan berupa peluang. Peluang di sini dipahami sebagai tantangan, karena tidak sedikit manusia yang mengabaikan atau tidak peka saat peluang datang. Untuk itu, generasi muda dan generasi tua harus bisa bersama-sama/bersinergitas menjalani kehidupan dengan cara yang benar dan baik. Apapun nama zamanya, kapanpun, dan dimanapun kaki berpijak.

Perkembangan zaman itu membawa pengaruh yang signifikan, ada positif dan ada juga negatif. Maka perlu ada upaya filterisasi. Artinya, generasi tua dan generasi muda bisa bersama-sama menentukan kebijakan; dalam satu masyarakat atau dalam satu keluarga. Modal utama filterisasi itu adalah menyesuaikan dan mengkonfirmasi nilai atau budaya baru dengan nilai-nilai agama, norma hukum dan kebiasaan/adat-istiadat setempat. Jika itu baik maka boleh diterima, namun jika buruk maka ditinggalkan.

Perkembangan zaman memiliki kekayaan informasi. Informasi yang bisa didapat dengan mudah dan diakses dengan cepat. Kadang informasi tersebut memuat informasi yang benar, namun kadang ada yang kurang tepat (memuat hoax). Untuk itu perlu kejernihan dalam berpikir dan menyerap informasi yang ada. Generasi tua harus bisa mengimbangi generasi muda dalam menerima informasi dan perkembangan teknologi yang serba canggih. Artinya, generasi tua bisa beradaptasi dengan tepat, agar bisa turut andil mengawal generasi muda berjalan sesuai adab kebaikan.

Kadang juga kemudahan informasi dan teknologi seringkali membawa sikap serba instan. Bahkan akan muncul sikap mengabaikan perjuangan pada setiap diri manusia. Oleh karena itu, melalui kehadiran generasi tua bisa menjadi pengingat bagi generasi muda. Hal ini menjadi penting, karena keberlangsungan suatu zaman dan tatanan hidup yang baik tergantung pada generasi muda sebagai generasi penerus.