Kamis, 15 Juli 2021

KOK BISA BEDA? WARNA MATA, KULIT ORANG INDO DAN TURKI

Nenek moyang umat manusia berasal dari satu pasang manusia, yaitu adam dan hawa. Sejalan dengan perubahan waktu dan zaman, keturunan pasangan mulia ini berkembang masif dan tersebar ke seluruh penjuru bumi. Uniknya, keturunan-keturunan tersebut memiliki perawakan, warna mata, warna kulit, dan bahasa yang berbeda dan beragam. Satu hal yang perlu diyakini, bahwa keberagaman itu adalah bagian proses adaptasi manusia dengan wilayah dan komunitasnya dimana ia tinggal. Selanjutnya proses itu mendapat restu Allah sehingga terjadi banyak perbedaan antara satu dengan yang lain.

Seiring dengan itu, jika kita bandingkan antara perawakan orang indonesia dengan orang turki juga memiliki perbedaan siginifikan. Misal warna mata, umumnya orang indonesia memiliki warna mata hitam dan ada kecoklatan. Sedangkan orang turki warna matanya lebih bervariasi, ada warna biru, hijau, cokelat, dan tentu juga hitam. Begitu juga, warna rambut orang turki ada yang blond pirang, cokelat, kemerahan, dan tentu juga warna hitam sepertinya umumnya warna rambut orang indonesia.

Narasi perbandingan ini bukan ingin merendahkan antara satu dengan lain, atau meninggikan sepihak bangsa. Tulisan ini hanya ingin mempertegas bahwa kuasa Allah itu beragam, yang maha indah menciptakan makhluknya. Maka sudah menjadi keharusan rasa iri atau minder harus ditinggalkan, karena bukan berarti kita rendah dari yang lain. Begitu juga bagi yang merasa bangga atau sombong hendaknya ditanggalkan karena keindahan itu milik semua manusia.

Kesamaan dan persamaan itu tentu ada, yaitu sama-sama manusia dan ciptaan Allah. Maka tidak perlu merasa paling superior atas perawakan diri. Karena ukuran keunggulan manusia dinilai dari akhlak dan takwanya. Dan ukuran takwa itu hanya Allah saja yang punya alat ukurnya.

Pelajaran yang kita dapat hari ini, 1)Kita harus meyakini bahwa perbedaan perawakan antara satu manusia dengan yang lain adalah kuasa Allah, dan kita ridha menerimanya. 2)Bentuk perawakan yang ada melekat sekarang pada tubuh kita ini adalah yang terbaik dan terindah. Syukuri tanpa perlu merubahnya, cintailah diri sendiri maka orang lain akan mencintaimu. 3)Perbedaan itu adalah rahmat untuk saling berkenalan (lita'arafu) dan silaturahim.

Narasi video silahkan klik link di sini

Rabu, 14 Juli 2021

BERBAGI REZEKI ALA ORANG TURKI

Berbagi rezeki, sedekah dan infaq adalah suatu anjuran yang tersemat dalam ajaran Islam. Siapa yang mempunyai kelebihan rezeki bisa melaksanakan anjuran tersebut. Tentu banyak hikmah dan faedah yang dapat diambil dari anjuran tersebut. Kadang faedahnya hanya bisa dirasakan bagi si pemberi (dermawan) itu sendiri, seperti rasa senang, bahagia, dan syukur.

Membahas tentang berbagi, orang turki mempunyai cara yang unik. Saya yakin ini hanya salah satu bentuk berbagi yang saya amati dan alami. Setiap pekan, khususnya setiap hari jumat kami selalu dikagetkan bunyi bel rumah. Sesaat bergegas membuka pintu, kami tidak menemukan seorang tamu pun.

Toleh ke atas dan lihat ke bawah ternyata ada beberapa lembar uang kertas, kadang 50 lira sampai 300 lira (lira/TRY mata uang turki, boleh diconvert ke rupiah/IDR).

Sampai kisah ini dituliskan saya tidak mengetahui siapa yang memberi rezeki tersebut. Pernah sekali pas bertepatan saat ia telah menyelipkan uang kertas di bawah pintu, saya memantau siapa sih orang ini, gamam saya. Namun, karena ia memakai masker (prokes pandemi covid-19) saya tidak bisa mengenali orang tersebut. Saya lekas segera membuka pintu, dan ia dengan sigap lari ke luar.

Pelajaran yang saya dapat hari ini bahwa berbagi itu tidak perlu melihat status. Berbagi itu tidak perlu menunjukkan muka dan nama. Berbagi itu tidak perlu menampakkan identitas. Saya kira inilah yang dimaknai hikmah "saat tangan kanan memberi maka tangan kiri tidak boleh kelihatan".

Terbesit dalam hati saya, suatu saat cara ini akan saya terapkan di suatu moment dan tempat yang berbeda. Semoga

Untuk narasi video silahkan klik di sini


Minggu, 02 Mei 2021

Zaman Milenial, Apakah Serba Instan?

Kondisi zaman sekarang berbeda dengan zaman dahulu. Zaman sekarang dikenal dengan zaman milenial, di dalamnya generasi muda mengambil peran dan andil penting untuk bisa eksis menjalani kehidupan. Perkembangan zaman tersebut memiliki perbedaan bentuk atau gaya dari zaman sebelumnya. Artinya, dari perubahan waktu dan manusianya memiliki cara pandang dan sikap yang berbeda. Tentu hal ini menjadi perhatian bersama untuk selalu mengedepankan aspek toleransi (sikap hormat) satu dengan yang lain.

Perkembangan zaman hendaknya tidak menjadikan generasi tua mendikte generasi muda. Generasi tua memaksakan kehendaknya/sikapnya yang pernah dialami dahulu kepada generasi muda sekarang. Hal tersebut tentu akan membawa kesan diskriminasi, yang cenderung membawa penolakan dari generasi muda. Oleh karena itu, generasi tua harus bisa mengatur diri dan strategi agar nasihat yang diberikannya bisa memberi pengaruh bagi generasi muda. Selanjutnya, generasi muda juga tidak boleh mengabaikan nasihat dari generasi tua. Perihal ini menjadi penting karena generasi tua telah melewati berbagai tantangan dan perjalanan hidup lebih dahulu. Banyak nilai-nilai perjuangan dan pengalaman hidup yang dapat diambil untuk diterapkan di zaman sekarang.

Perkembangan zaman juga membawa tantangan. Tantangan itu baik berupa masalah ataupun peluang. Saat generasi tua dan muda mendapati masalah maka sudah selayaknya bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan bijak. Artinya, mencari jalan keluar dengan bersama. Begitu juga saat mendapati tantangan berupa peluang. Peluang di sini dipahami sebagai tantangan, karena tidak sedikit manusia yang mengabaikan atau tidak peka saat peluang datang. Untuk itu, generasi muda dan generasi tua harus bisa bersama-sama/bersinergitas menjalani kehidupan dengan cara yang benar dan baik. Apapun nama zamanya, kapanpun, dan dimanapun kaki berpijak.

Perkembangan zaman itu membawa pengaruh yang signifikan, ada positif dan ada juga negatif. Maka perlu ada upaya filterisasi. Artinya, generasi tua dan generasi muda bisa bersama-sama menentukan kebijakan; dalam satu masyarakat atau dalam satu keluarga. Modal utama filterisasi itu adalah menyesuaikan dan mengkonfirmasi nilai atau budaya baru dengan nilai-nilai agama, norma hukum dan kebiasaan/adat-istiadat setempat. Jika itu baik maka boleh diterima, namun jika buruk maka ditinggalkan.

Perkembangan zaman memiliki kekayaan informasi. Informasi yang bisa didapat dengan mudah dan diakses dengan cepat. Kadang informasi tersebut memuat informasi yang benar, namun kadang ada yang kurang tepat (memuat hoax). Untuk itu perlu kejernihan dalam berpikir dan menyerap informasi yang ada. Generasi tua harus bisa mengimbangi generasi muda dalam menerima informasi dan perkembangan teknologi yang serba canggih. Artinya, generasi tua bisa beradaptasi dengan tepat, agar bisa turut andil mengawal generasi muda berjalan sesuai adab kebaikan.

Kadang juga kemudahan informasi dan teknologi seringkali membawa sikap serba instan. Bahkan akan muncul sikap mengabaikan perjuangan pada setiap diri manusia. Oleh karena itu, melalui kehadiran generasi tua bisa menjadi pengingat bagi generasi muda. Hal ini menjadi penting, karena keberlangsungan suatu zaman dan tatanan hidup yang baik tergantung pada generasi muda sebagai generasi penerus.