Selasa, 11 Maret 2014

Qalbu Dan Permasalahannya

Qalbu telah diadposi ke dalam bahasa Indonesia mejadi sebutan Kalbu atau Hati. Hati unsur kecil yang sangat menentukan seseorang mencapai tingkatan maqom yang dekat dengan Tuhan. Begitu pentingnya hati, maka menjadi kajian terpenting bagi siapa saja yang ingin melejitkan nilai spritualnya kepada sang Pencipta. Disamping hal itu, hati juga sebagai guru dalam prilaku,  yang selalu membisikkan bahasa nasihat ke otak manusia dikala menentukan suatu pilihan ataupun dihadapkan kepada aktifitas yang urgen. Hati menjadi tempat bertanya terbaik bagi manusia. Maka hati, dalam persepsi saya memiliki 2 sisi yang saling berpengaruh; meningkatkan semangat religiuitas dan menejerial emosional. Tidak syak lagi, banyak pelatihan yang diadakan oleh Motivator untuk membantu people memiliki 2 potensi tersebut.

Hati yang membahagiakan adalah hati yang selalu dijaga kebersihannya. Hati mendapat stimulus dengan membiasakan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, berpikir yang baik, berkata-kata yang baik. Seperti sebuah siklus yang unik ; bila hati bersih maka akan membimbing empunya di jalan kebaikan, dan dengan melakukan kebaikan akan berefek balik bagi hati semangkin bercahaya. Jelas, sungguh beruntung bagi siapa saja yang membersihkan hatinya. Begitu pula sebaliknya, sungguh merugi bagi siapa saja yang mengotori hatinya.

Hati berjalan sesuai dengan empunya, bila yang empunya menjaga dengan baik maka hati menjadi pembimbing dikala suka dan duka. Namun, bila yang empunya merasa sudah mapan dengan hati yang ada, sudah tentu hati bekerja hanya sebetas pemeliharaan empunya. Hati adalah organ professional yang mampu menerjemahkan kekeluan jiwa dan mengekspresikan ke permukaan. Dan hati tidak pernah mendustai apa yang terjadi dengan dirinya. Apapun model hati maka itu pula yang akan diekspresikannya dalam tampilan nyata. Bila bersih maka bersih tampak dari perkataan dan perbuatan, dan bila kotor akan tampak pula dalam perkataan dan perbuatan. Dalam bejana berisi air jeruk maka bila dituangkan yang akan keluar air jeruk juga, dan tidak akan pernah berubah menjadi air kelapa, walaupun sudah dicampur dengan zat-zat lain. Yang air jeruk tetaplah air jeruk.

So, bila baik hati maka baik pula seluruh tubuh, lebih dari itu. Hati yang baik akan membawa kebaikan-kebaikan lain, kebaikan demi kebaikan akan membawa kepada kebaikan yang abadi. Hati tempat bersemanyamnya kebaikan dan cinta. Dekat dengan hal-hal yang halus dan murni, maka sudah tentu cercahan cahaya bisa dirasakan seseorang bila ia telah memiliki hati yang membahagiakan (qalbun salim).

Konsep & Pencitraan

Konsep adalah istilah yang di dalamnya terdapat sejumlah indikator, faktor, atau ciri, yang dapat memposisikan sesuatu atau penilaian terhadap sesuatu. Indikator-indikator yang terbentuk sangat dapat mempengaruhi dalam pembentukan suatu simbol/citra terhadap suatu konsep. Bolehlah dikatakan, konsep yang baik adalah keterpaduan indakator yang saling terhubung dan sistematis dalam pemaknaan sebagai ciri khas atau output dari suatu pendapat. Pendapat yang hebat adalah argumentasi yang mengedepankan konsep pemikiran yang dapat membawa perubahan dan pencerahan bagi lingkungan di sekitarnya.

Konsep diri sangat berkaitan erat dengan citra seseorang. Citra seseorang adalah bentuk pengakuan masyarakat terhadap sesuatu yang melekat pada diri seseorang. Bisa saja itu citra baik ataupun citra buruk. Seyogyanya, secara sadar atau tidak sadar sebenarnya perbuatan yang dilakukan membentuk suatu pola yang disebut dengan citra. Sebagai perumpamaan; citra dapat disebut baik bila ada unsur penyengajaan atau peneladanan dari seseorang terhadap lingkungan disekitarnya, bentuk empati yang dapat dirasakan manfaatnya. Begitu pula sebaliknya, citra itu buruk, bila ada unsur pembiaran atau pelanggaran dari seseorang terhadap lingkungan disekitarnya, bentuk private yang terabaikan kebaikannya.

Konsep diri mempengaruhi citra seseorang. Tidak ada yang salah bila ada manusia ingin citranya dipandang baik oleh masyarakat, dan tidak ada pula salahnya seseorang mati-matian memperbaiki namanya. Tentunya, perbaikan citra atau dengan sebutan pencitraan dilakukan dengan tujuan membawa kebaikan bagi masyarakat.  Yang keliru adalah perbaikan citra yang goals-nya membawa kepentingan sauatu golongan, yang berimbas buruk bagi golongan lain.

Apa sebenarnya konsep diri bila dihubungkan dengan citra? So, citra atau usaha memperbaiki citra sebenarnya tergantung sejauhmana penyusunan konsep diri yang matang. Menyusun dengan sistematis pola kinerja yang baik, menganalisa dan memadukan antara fakta dan data. Pola yang sudah dibentuk mengedapankan unsur-unsur penegakan nilai-nilai etika yang dikejewantahkan dalam perilaku hidup. Orientasi hidup yang jelas akan membantu penyusunan konsep diri yang matang. Konsep yang matang membawa kemenangan dengan catatan sejarah yang gemilang, dan konsep yang ambigu membawa kado keterpurukan dengan sejarah yang biasa-biasa saja.

Konsep yang hebat menyematkan citra baik di kedua pundak, dan itu terpatri dalam ocehan masyarakat. Namun, pencitraan yang dipaksakan dengan konsep yang instan akan hanya ada dalam dunia bualan.
Persiapkan konsep masa depan seolah-olah hidup selamanya, Berbekal dengan sepenuh iman menyambut gerbang keabadian.