Konsep adalah istilah yang di dalamnya terdapat sejumlah indikator, faktor,
atau ciri, yang dapat memposisikan sesuatu atau penilaian terhadap sesuatu. Indikator-indikator
yang terbentuk sangat dapat mempengaruhi dalam pembentukan suatu simbol/citra
terhadap suatu konsep. Bolehlah dikatakan, konsep yang baik adalah keterpaduan
indakator yang saling terhubung dan sistematis dalam pemaknaan sebagai ciri khas
atau output dari suatu pendapat. Pendapat yang hebat adalah argumentasi yang
mengedepankan konsep pemikiran yang dapat membawa perubahan dan pencerahan bagi
lingkungan di sekitarnya.
Konsep diri sangat berkaitan erat dengan citra seseorang. Citra seseorang
adalah bentuk pengakuan masyarakat terhadap sesuatu yang melekat pada diri
seseorang. Bisa saja itu citra baik ataupun citra buruk. Seyogyanya, secara
sadar atau tidak sadar sebenarnya perbuatan yang dilakukan membentuk suatu pola
yang disebut dengan citra. Sebagai perumpamaan; citra dapat disebut baik bila
ada unsur penyengajaan atau peneladanan dari seseorang terhadap lingkungan
disekitarnya, bentuk empati yang dapat dirasakan manfaatnya. Begitu pula
sebaliknya, citra itu buruk, bila ada unsur pembiaran atau pelanggaran dari
seseorang terhadap lingkungan disekitarnya, bentuk private yang terabaikan kebaikannya.
Konsep diri mempengaruhi citra seseorang. Tidak ada yang salah bila
ada manusia ingin citranya dipandang baik oleh masyarakat, dan tidak ada pula
salahnya seseorang mati-matian memperbaiki
namanya. Tentunya, perbaikan citra atau dengan sebutan pencitraan dilakukan dengan tujuan membawa kebaikan bagi
masyarakat. Yang keliru adalah perbaikan
citra yang goals-nya membawa
kepentingan sauatu golongan, yang berimbas buruk bagi golongan lain.
Apa sebenarnya konsep diri bila dihubungkan dengan citra? So, citra atau usaha memperbaiki citra
sebenarnya tergantung sejauhmana penyusunan konsep diri yang matang. Menyusun dengan
sistematis pola kinerja yang baik, menganalisa dan memadukan antara fakta dan
data. Pola yang sudah dibentuk mengedapankan unsur-unsur penegakan nilai-nilai etika
yang dikejewantahkan dalam perilaku hidup. Orientasi hidup yang jelas akan
membantu penyusunan konsep diri yang matang. Konsep yang matang membawa
kemenangan dengan catatan sejarah yang gemilang, dan konsep yang ambigu membawa
kado keterpurukan dengan sejarah yang biasa-biasa
saja.
Konsep yang hebat menyematkan citra baik di kedua pundak, dan itu
terpatri dalam ocehan masyarakat. Namun,
pencitraan yang dipaksakan dengan
konsep yang instan akan hanya ada
dalam dunia bualan.
Persiapkan konsep masa depan seolah-olah hidup selamanya, Berbekal dengan
sepenuh iman menyambut gerbang keabadian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar