Selasa, 11 Maret 2014

Konsep & Pencitraan

Konsep adalah istilah yang di dalamnya terdapat sejumlah indikator, faktor, atau ciri, yang dapat memposisikan sesuatu atau penilaian terhadap sesuatu. Indikator-indikator yang terbentuk sangat dapat mempengaruhi dalam pembentukan suatu simbol/citra terhadap suatu konsep. Bolehlah dikatakan, konsep yang baik adalah keterpaduan indakator yang saling terhubung dan sistematis dalam pemaknaan sebagai ciri khas atau output dari suatu pendapat. Pendapat yang hebat adalah argumentasi yang mengedepankan konsep pemikiran yang dapat membawa perubahan dan pencerahan bagi lingkungan di sekitarnya.

Konsep diri sangat berkaitan erat dengan citra seseorang. Citra seseorang adalah bentuk pengakuan masyarakat terhadap sesuatu yang melekat pada diri seseorang. Bisa saja itu citra baik ataupun citra buruk. Seyogyanya, secara sadar atau tidak sadar sebenarnya perbuatan yang dilakukan membentuk suatu pola yang disebut dengan citra. Sebagai perumpamaan; citra dapat disebut baik bila ada unsur penyengajaan atau peneladanan dari seseorang terhadap lingkungan disekitarnya, bentuk empati yang dapat dirasakan manfaatnya. Begitu pula sebaliknya, citra itu buruk, bila ada unsur pembiaran atau pelanggaran dari seseorang terhadap lingkungan disekitarnya, bentuk private yang terabaikan kebaikannya.

Konsep diri mempengaruhi citra seseorang. Tidak ada yang salah bila ada manusia ingin citranya dipandang baik oleh masyarakat, dan tidak ada pula salahnya seseorang mati-matian memperbaiki namanya. Tentunya, perbaikan citra atau dengan sebutan pencitraan dilakukan dengan tujuan membawa kebaikan bagi masyarakat.  Yang keliru adalah perbaikan citra yang goals-nya membawa kepentingan sauatu golongan, yang berimbas buruk bagi golongan lain.

Apa sebenarnya konsep diri bila dihubungkan dengan citra? So, citra atau usaha memperbaiki citra sebenarnya tergantung sejauhmana penyusunan konsep diri yang matang. Menyusun dengan sistematis pola kinerja yang baik, menganalisa dan memadukan antara fakta dan data. Pola yang sudah dibentuk mengedapankan unsur-unsur penegakan nilai-nilai etika yang dikejewantahkan dalam perilaku hidup. Orientasi hidup yang jelas akan membantu penyusunan konsep diri yang matang. Konsep yang matang membawa kemenangan dengan catatan sejarah yang gemilang, dan konsep yang ambigu membawa kado keterpurukan dengan sejarah yang biasa-biasa saja.

Konsep yang hebat menyematkan citra baik di kedua pundak, dan itu terpatri dalam ocehan masyarakat. Namun, pencitraan yang dipaksakan dengan konsep yang instan akan hanya ada dalam dunia bualan.
Persiapkan konsep masa depan seolah-olah hidup selamanya, Berbekal dengan sepenuh iman menyambut gerbang keabadian.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar