Kamis, 13 Februari 2014

PANGGILAN ALLAH ITU INDAH*


*Dinil Abrar Sulthani 
Ketua Kajian & Dakwah Islam PP IPM 2012-2014
substansi artikel Khutbah Id Fitri ini sudah dipublikasikan Majalah Nasional IPM "Kuntum" 2013.
dan artikel ini dipersembahkan buat Ketua PCM Batang Kuis,Deli Serdang,Sumatera Utara untuk Khutbah Id Fitri 1434 H/2013 M.

Hadirin jama’ah Id Fitri yang di rahmati Allah
Alhamdulillah, rasa syukur kita telah melewati bulan yang penuh berkah yaitu bulan suci ramadhan, 30 hari lamanya kita berproses menempa diri dengan mengamalkan puasa, mendirikan shalat fardu dan sunnah serta mengkaji dan tadarrus al-Qur’an, semoga apa yang telah diperbuat selama bulan ramdhan menjadikan pribadi kita menjadi lebih baik, mulia dan bertaqwa. Amin.
Maka dari itu untuk merefleksi ramadhan yang telah berlalu, ada baiknya kita merumuskan Nilai hidup baru dalam menjalani hidup dan kehidupan 1 tahun ke depan menjadi hidup yang lebih bermakna dan bermanfaat bagi ummat dan masyarakat sekitar. Memiliki hidup yang bermakna dan bermanfaat bagi ummat adalah dambaan bagi setiap manusia yang ingin selalu dekat dengan Allah Swt. Nilai hidup tersebut bukan datang dengan sendirinya namun haruslah diupayakan untuk dimiliki bagi setiap muslim, agar timbul ketenangan jiwa dan pikiran serta kemudahan dalam menjalani kehidupan. Maka perlu perencanaan dengan baik dan benar, yang tetap mengikuti aturan yang telah ditetapkan Allah dalam al-Qur’an dan al-Hadits. Maka melalui isi materi khutbah ini, Khatib mencoba merumuskankan formula hidup yang direduksi dari nilai-nilai ramadhan yang telah dijalani.

Hadirin jama’ah Id Fitri yang di rahmati Allah
Formula itu Khatib namakan “Panggilan Allah itu Indah”
Panggilan Allah itu adalah panggilan yang paling dan maha indah, tidak ada yang menandingi atau menyamai keindahan panggilan tersebut. Sangat beruntung manusia yang masih dapat mendengarkan panggilan tersebut, namun kebanyakan manusia tidak sadar kalau Allah memanggil hamba-Nya. Maka melalui materi ini, khatib menguraikan panggilan Allah Swt. yang indah itu menjadi 3 bagian :
                                                                                                             
1.      Substansi panggilan Allah Swt.
Panggilan Allah itu adalah seruan Allah dan Rasul-Nya kepada hamba-Nya untuk tunduk patuh kepada perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Allah Swt. Berfirman dalam surat al-Anfal ayat 24 berbunyi :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَجِيبُواْ لِلّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُم لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, Ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya, dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.”

Dari ayat di atas dengan sangat tegas Allah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk memenuhi seruan atau panggilan-Nya. Panggilan menuju keimanan dan semua bentuk perbuatan atau amalan yang bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Panggilan itu untuk menjalankan perintah-Nya dengan sungguh-sungguh dan menjauhi larangan-Nya dengan tegas. Dalam pelaksanaan taat kepada Allah dengan benar maka langkah kedua yang harus dilakukan setiap muslim adalah memenuhi seruan Rasul Muhammad untuk mencontoh dan meneladani bagaiamana cara berubudiyah yang baik dan benar serta berakhlak mulia sehingga terbina hubungan yang baik kepada Allah dan hubungan baik kepada manusia-masyarakat sekitar. Jadi jelas kiranya, bahwa memenuhi panggilan Allah itu wajib bagi setiap muslim, dengan memenuhi panggilan tersebut akan tertanam didalam hati ketenangan jiwa dan dekat dengan Allah Swt. 

Hadirin jama’ah Id Fitri yang di rahmati Allah
2.      Paham dengan panggilan Allah
Sebagai manusia yang diciptakan dengan sempurna yang telah dibekali akal fikiran dan banyak nikmat sejak dari mulai lahir sampai sekarang, tentulah merupakan tanda bukti kebesaran Allah yang tampak pada diri membuktikan kasih dan sayang-Nya buat hamba-hamba-Nya. Maka dari sekelumit dari banyaknya pemberitahuan tersebut setidaknya itu merupakan bentuk panggilan Allah bagi hamba-Nya untuk menggunakan akal berpikir tentang kekuasaan agar tunduk patuh kepada aturan-Nya.
Memahami panggilan tersebut yaitu mengetahui dengan baik dan bersedia mengupayakan untuk melaksanakannya. Beberapa panggilan Allah yang harus dipahami diantaranya :
a.      Panggilan Allah bentuk tertulis
Panggilan Allah ini berupa perintah, larangan, anjuran, kepada hamba-Nya yang tertera dalam al-Qur’an dan dijelaskan melalui al-Hadits, maka sebagai hamba yang baik adalah membacanya, mempelajarinya dan mulai mengamalkannya, dimulai dari satu ayat untuk banyak ayat, mulai dari amalan yang ringan tapi rutin sampai kepada menjauhi larangan yang kecil hingga larangan besar.

b.      Panggilan Allah bentuk tidak tertulis
Panggilan Allah ini sering disebut juga dengan ayat-ayat kauniyah, yaitu bukti-bukti kekuasaan dan kebesaran Allah, matahari dengan disiplin terbit setiap pagi di ufuk timur, malam berhiaskan bintang, air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah, merupakan beberapa contoh peringatan bagi manusia untuk patuh tunduk kepada penciptanya. Sebuah pesan Allah melalui alam kepada manusia untuk memenuhi seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, dan inilah seruan/panggilan Allah yang tersirat dalam alam semesta.
Allah Swt. Berfirman dalam surat Ali-Imran 190 :
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”

c.       Panggilan Allah berupa seruan Adzan
Panggilan ini bukan hanya sebagai penanda telah masuknya waktu shalat yang diperdengarkan melalui corong masjid atau musholla, lebih dari itu adzan merupakan bentuk panggilan Allah yang dikumandangkan untuk mengajak kaum muslimin bersegera mendirikan shalat, terlebih dengan pergi ke masjid atau musholla untuk shalat secara berjama’ah.
Allah Swt. berfirman dalam surat al-Maidah 58;
وَإِذَا نَادَيْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ اتَّخَذُوهَا هُزُوًا وَلَعِبًا ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْقِلُونَ
Artinya :Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal.”

Sebagai seorang muslim haruslah mengetahui dan memahami dengan baik mana panggilan Allah dan manapula yang tidak panggilan-Nya.
sebagai contoh :
1)      Ayam tahu ketika dipanggil oleh pemilik ayam dengan menyuarakan khas bunyi untuk ayam (baca; ker..ker..), maka dengan berlari ayam mengejar mendatangi sumber panggilan tersebut.
2)      Kucing pun tahu ketika dipanggil oleh pemilik kucing dengan menyuarakan khas panggilannya (baca; pus..pus..), maka dengan serta merta kucing berlari menuju sumber panggilan untuknya.
Dari contoh diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan :
-         Ayam dan kucing tahu panggilan khas untuk mereka
-         Ada sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh ayam dan kucing
-         Bergegas dengan berlari mendatangi sumber panggilan
-         Meninggalkan kegiatan yang sedang dilakukan ayam dan kucing

Dari perumpamaan diatas, bukan maksud hati menyamakan manusia dengan hewan, namun memberikan perumpamaan bahwa hewan tahu jenis panggilan khusus untuknya, dan bukankah manusia harus banyak mengambil ikhtibar pelajaran dari 5 jenis hewan yang tercantum dalam al-Qur’an seperi al-Baqarah (sabi betina), an-Nahl (lebah madu), an-Naml (semut), al-Fil (gajah), dan al-Ankabut (laba-laba).

Hadirin jama’ah Id Fitri yang di rahmati Allah
Maka dengan itu, hendaklah sebagai seorang muslim, ketika dikumandangkan adzan oleh muadzin maka secara paham menyadari bahwa ini adalah panggilan Allah khusus untukku, dan khusus untuk ummat muslim, maka tinggalkanlah sejenak aktifitas dan bersegeralah mendatangi sumber adzan yaitu masjid atau musholla untuk melaksanakan sholat secara berjamaah karena memang sangat benar kita yang butuh Allah dan bukan Allah yang butuh kita. Dengan menyadari kalau manusia lah yang butuh Allah maka ketika menjalankah ibadah (baca; Shalat), hendaknya meningkat cara pandang pikiran, disamping itu sebagai sebuah kewajiban maka Shalat adalah sebuah kebutuhan. Selagi masih mengaggap shalat adalah sebuah kewajiban ada sebagian indikasi ketika mengerjakannya hanya untuk menggugurkan kewajiban saja, Namun ketika Shalat sudah diumpamakan sebagai kebutuhan maka dengan itu naik setingkat kesungguhan diri mendekatkan diri kepada Allah Swt. Bak umpama seperti oksigen yang merupakan kebutuhan dasar bagi manusia tanpa oksigen manusia akan mati, seperti itu pula halnya Shalat harus diposisikan sebagai kebutuhan, tanpa sholat manusia akan mati yaitu mati jiwa dan sengsara dunia akhirat, Na’uzubillah min dzalik.
Dan juga boleh tambahkan khusus bagi Muadzin yang mengumandangkan seruan Allah hendaklah melantunkannya dengan suara yang indah, merdu dan baik tajwidnya. Ketika adzan itu dilantunkan dengan indah dan baik tajwidnya merupakan bentuk panggilan yang syahdu ke relung jiwa, menggetarkan keimanan, timbul rasa ingin segera bertemu Allah. Sebagai catatan; tidak sedikit manusia yang insaf ketika mendengar adzan, tidak sedikit pula ummat non muslim rela meninggalkan agamanya menuju agama islam ketika mendengar adzan dikumandangkan, tentulah disamping itu sudah menjadi takdir Allah memberikan hidayah, ditambah juga dengan lantunan yang merdu dan syahdu. Boleh lah mendengarkan bagaimana adzan asal jadi, salah tajwidnya ditambah pula fals suaranya, untuk komentar khatib kembalikan kepada hadirin !. Bukan berarti tidak ada yang bisa melantunkan adzan dengan merdu maka tidak ada yang mau menjadi mu’adzin, ya minimal tahu tajwidnya. Sehingga apa yang dikumandangkan itu benar secara bahasa arab demi pemahaman menjaga makna bahasa yang berbeda dengan bahasa Indonesia. 

Hadirin jama’ah Id Fitri yang di rahmati Allah
3.      Panggilan yang diharapkan
Panggilan yang diharapkan ini adalah panggilan untuk menunaikan ibadah haji ke Mekah. Banyak harta dan banyak waktu belum tentu bisa menunaikan ibadah haji sebelum ada panggilan Allah, begitu juga sebaliknya, tidak ada harta dan kurang waktu namun jika Allah memanggil, apa yang tidak munkin buat Dia, maka Allah akan memberikan rizky dan melapangkan waktu untuk mengundang hamba-Nya berkunjung ke rumah-Nya.

            Allah berfirman dalm surat Ali-Imran 97 ;
فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ ۖ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
Artinya : “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah Dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

Dari ayat di atas bolehlah diambil pelajaran bahwa haji adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan minimal sekali seumur hidup bagi mereka yang mampu. Ibadah haji adalah ibadah yang wajib dikerjakan oleh ummat muslim yang mampu secara ekonomi, fisik, psikologis, yang ditunaikan dengan ikhlas mengharapkan ridho Allah.
Mari doakan bagi ummat muslim yang akan menunaikan ibadah Haji pada tahun ini, semoga mendapatkan predikat haji mabrur. Dan tak lupa juga kita selalu berdoa kepada Allah, Mudah-mudahan tahun depan Allah memanggil kita untuk mengunjungi rumah-Nya. Sehingga tercapailah harapan memenuhi panggilan yang dinanti-nanti oleh seluruh ummat muslim di dunia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar