Dalam hati terdapat sebuah kecendrungan untuk
mencintai. Mencintai dengan sepenuh jiwa dan raga. Namun, hendaknya sebagai
umat Islam cinta itu haruslah bersandarkan pada Allah dan Rasullullah. Ini
dipahami sebagai bentuk ketundukan manusia pada sang pencipta. Oleh sebab itu,
perlu mengutamakan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya lalu setelah itu disusul
dengan yang lain. Tulisan singkat ini mengulas ringkas tentang cinta kepada
Rasullullah Muhammad SAW sebagai pemimpin terbaik.
Esensi mencintai itu yang paling dasar adalah
mengikuti dan menurut sesuai kehendak yang dicinta. Jadi, dengan cinta kepada
Nabi Muhammad dapat dipahami bahwa kita sebagai umatnya harus mentaati beliau
dan mengindahkan sunnah yang ditorehkannya. Ini memiliki dimensi yang luar
biasa, karena dengan ketaatan dengan benar maka itu akan semakin memperkokoh
keimanan kita, untuk selalu dekat dengan Allah SwT.
Nilai cinta kepada Nabi Muhammad tidak dapat diukur
dengan harta setinggi apapun. Sebab, cinta kepada Nabi adalah bagian dari rukun
iman. Iman tidak dapat diminta atau dibeli dari seorang yang saleh. Iman adalah
karunia Allah bagi manusia. Maka dengan menambah cinta kepada-Nya dan Nabi
Muhammad, iman itu akan semakin kuat dan bersinar. Iman adalah pelita penerang
di dunia dan juga di akhirat.
Itulah pentingnya menjaga cinta kepada Nabi
Muhamamd, mencintai beliau yang memimpin umatnya untuk selamat di dunia sampai
di akhirat. Jika dianalogikan, bukti taat kepada beliau seluruh manusia yang
beriman mau mengikuti kepemimpinannya. Maka untuk sekarang, pemimpin yang ada
di suatu desa sampai negara harus pula kita indahkan hukum yang berlaku di
negeri ini. Karena dengan cara itu, kita bercita-cita mewujudkan kedamaian
dengan ketundukan dan kecintaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar