Rabu, 21 Februari 2018

Mencintai Pemimpin

Dalam hati terdapat sebuah kecendrungan untuk mencintai. Mencintai dengan sepenuh jiwa dan raga. Namun, hendaknya sebagai umat Islam cinta itu haruslah bersandarkan pada Allah dan Rasullullah. Ini dipahami sebagai bentuk ketundukan manusia pada sang pencipta. Oleh sebab itu, perlu mengutamakan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya lalu setelah itu disusul dengan yang lain. Tulisan singkat ini mengulas ringkas tentang cinta kepada Rasullullah Muhammad SAW sebagai pemimpin terbaik.

Esensi mencintai itu yang paling dasar adalah mengikuti dan menurut sesuai kehendak yang dicinta. Jadi, dengan cinta kepada Nabi Muhammad dapat dipahami bahwa kita sebagai umatnya harus mentaati beliau dan mengindahkan sunnah yang ditorehkannya. Ini memiliki dimensi yang luar biasa, karena dengan ketaatan dengan benar maka itu akan semakin memperkokoh keimanan kita, untuk selalu dekat dengan Allah SwT.

Nilai cinta kepada Nabi Muhammad tidak dapat diukur dengan harta setinggi apapun. Sebab, cinta kepada Nabi adalah bagian dari rukun iman. Iman tidak dapat diminta atau dibeli dari seorang yang saleh. Iman adalah karunia Allah bagi manusia. Maka dengan menambah cinta kepada-Nya dan Nabi Muhammad, iman itu akan semakin kuat dan bersinar. Iman adalah pelita penerang di dunia dan juga di akhirat.

Itulah pentingnya menjaga cinta kepada Nabi Muhamamd, mencintai beliau yang memimpin umatnya untuk selamat di dunia sampai di akhirat. Jika dianalogikan, bukti taat kepada beliau seluruh manusia yang beriman mau mengikuti kepemimpinannya. Maka untuk sekarang, pemimpin yang ada di suatu desa sampai negara harus pula kita indahkan hukum yang berlaku di negeri ini. Karena dengan cara itu, kita bercita-cita mewujudkan kedamaian dengan ketundukan dan kecintaan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar