Sabtu, 17 Februari 2018

Mengasihi dalam Bingkai Keimanan

Di bagian organ tubuh jika ada satu yang sakit, misal kaki terjepit pintu, maka anggota tubuh yang lain juga akan merasakan hal sakit pula, misal mata mengeluarkan air, lidah spontan bersuara. Itu mendakan tubuh adalah satu kesatuan sistem yang saling berkaitan. Tubuh itu dapat dianalogikan sebagai umat Islam. Umat Islam memiliki peran saling menjaga, melindungi, dan menyayangi antara yang satu dengan yang lain. Pada saat seseorang mendapat musibah maka umat Islam yang lain membantunya dengan sepenuh hati. Karena musibah yang diterima tersebut bukan hanya menjadi ujian untuk sendiri, tetapi juga menguji sejauhmana kita peduli membantu sesama umat Islam.

Empati penting didahulukan daripada sekedar simpati. Sebab simpati baru hanya sekedar merasakan dan turut mengamini terhadap masalah atau keluhan yang diterima saudaranya. Walaupun simpati itu sudah jauh lebih baik daripada bersikap apatis, acuh dan enggan berbaur. Tetapi hendaknya umat Islam mengambil peran yang lebih jauh lagi, yaitu berempati. Dengan pengertian, kepedihan yang dirasakan saudara kita tidak cukup hanya sekedar turut beresedih namun kita bisa memberikan sumbangsi nyata terhadap apa yang menimpanya. Sumbangsi nyata itu seperti bantuan moril; kebutuhan primernya dan juga memberikan akses solusi terhadap masalah yang dihadapi.

Nurani harus berperan dalam memberikan kasih sayang. Muncul dari hati yang bersih suka membantu, meringankan kepedihan dan kesakitan yang dirasakan temannya. Untuk itu, penting bagi kita untuk berusaha menyenangkan hati dan menghibur bagi hati yang dirundung pilu. Menjadikan diri dan sikap kita disenangi orang lain, agar orang yang melihat diri kita juga tertular pancaran kebahagian. Bukan malah sebaliknya, kita yang berpenampilan muka masam dan murung tentu tidak sedap dipandang mata. Ini mengindikasikan perlu ada upaya selalu menunjukkan rasa kasih sayang kita pada orang lain. Tentu menunjukkan itu bukan karena ingin dipuji orang lain atau membanggakan diri tetapi murni berniat ibadah kepada Allah. Sebab, senyum atau menunjukkan muka ramah adalah sebagian dari iman.   

Ikhlas dalam membantu itu baik sekali. Sebab ikhlas itu pekerjaan hati yang hanya dirinya dan Allah saja yang tahu. Ikhlas itu harus dilatih dan dibiasakan, karena godaan dan rayuan setan sangat kuat bagi manusia supaya menajauhi Allah SwT. Melalui dengan belajar ikhlas membantu sesama juga akan membiasakan diri menyadari bahwa kelebihan harta dan kesenangan adalah karunia Allah. Karunia itu tidak untuk dirinya sendiri tetapi juga ada hak orang lain mendapatkannya. Penting juga disadari bersama, pada saat teman atau sahabat mendapatkan kesenangan maka hendaknya yang lain juga turut berbahagia. Bukan malah iri dan mendengkinya. Sebab iri dan dengki merusak tatanan kasih sayang sesama umat Islam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar