Di bagian organ tubuh jika ada satu yang sakit,
misal kaki terjepit pintu, maka anggota tubuh yang lain juga akan merasakan hal
sakit pula, misal mata mengeluarkan air, lidah spontan bersuara. Itu mendakan
tubuh adalah satu kesatuan sistem yang saling berkaitan. Tubuh itu dapat
dianalogikan sebagai umat Islam. Umat Islam memiliki peran saling menjaga,
melindungi, dan menyayangi antara yang satu dengan yang lain. Pada saat seseorang
mendapat musibah maka umat Islam yang lain membantunya dengan sepenuh hati. Karena
musibah yang diterima tersebut bukan hanya menjadi ujian untuk sendiri, tetapi
juga menguji sejauhmana kita peduli membantu sesama umat Islam.
Empati penting didahulukan daripada sekedar
simpati. Sebab simpati baru hanya sekedar merasakan dan turut mengamini
terhadap masalah atau keluhan yang diterima saudaranya. Walaupun simpati itu
sudah jauh lebih baik daripada bersikap apatis, acuh dan enggan berbaur. Tetapi
hendaknya umat Islam mengambil peran yang lebih jauh lagi, yaitu berempati. Dengan
pengertian, kepedihan yang dirasakan saudara kita tidak cukup hanya sekedar
turut beresedih namun kita bisa memberikan sumbangsi nyata terhadap apa yang
menimpanya. Sumbangsi nyata itu seperti bantuan moril; kebutuhan primernya dan
juga memberikan akses solusi terhadap masalah yang dihadapi.
Nurani harus berperan dalam memberikan kasih
sayang. Muncul dari hati yang bersih suka membantu, meringankan kepedihan dan
kesakitan yang dirasakan temannya. Untuk itu, penting bagi kita untuk berusaha
menyenangkan hati dan menghibur bagi hati yang dirundung pilu. Menjadikan diri
dan sikap kita disenangi orang lain, agar orang yang melihat diri kita juga
tertular pancaran kebahagian. Bukan malah sebaliknya, kita yang berpenampilan
muka masam dan murung tentu tidak sedap dipandang mata. Ini mengindikasikan
perlu ada upaya selalu menunjukkan rasa kasih sayang kita pada orang lain. Tentu
menunjukkan itu bukan karena ingin dipuji orang lain atau membanggakan diri
tetapi murni berniat ibadah kepada Allah. Sebab, senyum atau menunjukkan muka ramah
adalah sebagian dari iman.
Ikhlas dalam membantu itu baik sekali. Sebab ikhlas
itu pekerjaan hati yang hanya dirinya dan Allah saja yang tahu. Ikhlas itu
harus dilatih dan dibiasakan, karena godaan dan rayuan setan sangat kuat bagi
manusia supaya menajauhi Allah SwT. Melalui dengan belajar ikhlas membantu
sesama juga akan membiasakan diri menyadari bahwa kelebihan harta dan
kesenangan adalah karunia Allah. Karunia itu tidak untuk dirinya sendiri tetapi
juga ada hak orang lain mendapatkannya. Penting juga disadari bersama, pada
saat teman atau sahabat mendapatkan kesenangan maka hendaknya yang lain juga
turut berbahagia. Bukan malah iri dan mendengkinya. Sebab iri dan dengki
merusak tatanan kasih sayang sesama umat Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar