Dalam tulisan sebelumnya disebutkan tentang upaya
yang harus dilakukan untuk menggapai keluarga “samawa”. Dan pada tulisan
sekarang akan diulas bahaya dan dampak ketika manusia tidak menjaga keluarganya
dengan usaha terbaik. Tentu, apapun suatu hal yang tidak dipersiapkan dengan
baik akan berujung pada suatu penyeselan yang akan datang dikemudian hari. Penyesalan
yang mendalam itu karena tidak ada usaha memperbaiki sebelumnya.
Efek buruk yang muncul karena sikap acuh itu
membahayakan bukan hanya bagi keluarga itu sendiri tetapi juga akan berdampak
pada lingkungan sekitarnya. Karena, anggota yang tidak baik akan merugikan
teman dan cenderung melakukan perusakan. Itu semua terjadi disebabkan tidak
berjalannya proses edukasi dan pengawasan yang diperankan dalam keluarga. Secara
khusus dilihat dari kepala keluarga atau kedua orang tua yang tidak
mempersiapkan keluarganya menjadi keluarga sakinah.
Nihil kebermanfaatan itu hadir karena dipicu tidak
ada yang mau menyadari peran sebagai anggota keluarga mengingatkan untuk dekat
dengan Allah. Berbeda halnya, jika kepala keluarga dan orang tua telah
mengusahakan membentuk keluarga terbaik, namun hasilnya belum maksimal maka itu
perlu dimaklumkan. Artinya, usaha telah dilakukan maka itu bagian dari bentuk
kepedulian menjaga keluarga dari bahaya yang berkepanjangan.
Intisari dari bahaya berkepanjangan itu ialah azab api
neraka. Allah telah berpesan melalui surat cinta-Nya agar manusia berusaha kuat
untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Usaha kuat itu dengan
menjalankan perintah dan menjauhi apa yang dilarang Allah. Karena, dengan usaha
seperti itulah keluarga akan selamat dari api neraka, dan itu pulalah idaman
menjadi keluarga terbaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar