Senin, 26 Februari 2018

Pengikut yang hebat

Dewasa ini banyak muncul berbagai fenomena umat Islam yang kembali menguatkan akidahnya. Sebut saja semangat kembali menegakkan nilai-nilai ketauhidan dalam bermasyarakat dan bernegara. Terlepas itu menjadi perdebatan panjang bagi mereka yang setuju dan tidak dengan aktivitas yang terjadi. Namun, setidaknya nuansa bangkitnya keislaman terasa di bumi pertiwi.

Eforia yang keliru jika aksi itu hanya sekedar ajang penampilan diri. Aksi yang hebat itu jika ia hadir dari hati yang bersih dan sadar menegakkan nilai kebaikan dan kebenaran di dalam hidupnya. Dengan begitu, maka niat yang suci dan tulus menjadi pengikut akan bernilai positif. Karena segala aktivitas yang dilakukan berlandaskan pada keyakinan untuk mendekatkan diri pada Allah SwT.

Niat menjadi pengikut hebat itu dapat dicapai dengan adanya kepemahaman yang utuh tentang suatu hal. Bukan hanya sekedar ikut-ikutan, apalagi karena terpukau dengan pemimpin sehingga membabi buta membelanya tanpa ada pengenalan lebih jauh. Artinya, yang ditekankan di sini ialah ada upaya menghindari taklid buta dan fanatik yang berlebihan tanpa ada sikap kritis. Minimal semangat kritis itu adalah upaya untuk menambah khazanah pengetahuan.


Itulah pentingnya belajar hingga akhir hayat, memiliki sikap kritis dan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap nilai dan pengetahuan agama Islam. Akhirnya, hakikat pengikut yang hebat ialah pengikut Nabi Muhammad SAW. Pengikut yang menjalankan anjuran dan sunnahnya, ini dikenal dengan istilah Ittiba’. Mencontoh dengan benar dengan pengetahuan luas dan kontemporer terhadap sikap dan perbuatan Rasulullah yang tertera dalam hadis-hadis yang maqbulah/diterima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar