Dosakah menjadi kaya? Pertanyaan ini juga sederhana
tetapi ada perbedaan dalam menjawabnya. Ada yang menganggap kaya itu penting,
namun tanpa diketahui ada pula tidak perlu jadi kaya nanti sulit perhitungannya
di hari akhir kelak. Terdengar kabar dari mulut ke mulut di warung kopi bahwa
orang kaya itu sombong dan jauh dari Allah. Gampang tergila-gila dengan harta,
menganggap dirinya lebih dari yang lain. Satu pertanyaan untuk mengimbangi
obrolan di warung kopi itu, “Lalu mengapa Nabi Sulaiman menjadi orang terkaya
di jagad raya ini? “
Ekspresi wajah susah lebih baik daripada kaya. Artinya,
“tidak mengapa hidup sulit asalkan dekat dengan Allah”. Menjalankan ajaran
agama dengan penuh kerendahan hati. Dan turut senang menyiapkan amalan saleh untuk
tabungan pendamping di hari pembelasan kelak. Tidak perlu susah menunggu
perhitungan karena harta tidak ada. Satu pertanyaan lagi, pernahkan anda
melihat orang miskin tetapi berprilaku sombong, dan pernah jugakah melihat
orang miskin yang mendurhakai Allah karena menganggap apa yang dialaminya tidak
adil. Manusia mengatakan “sudah beribadah tetapi kenapa masih miskin, dan
mereka yang tidak beribadah kenapa berkecukpan?”
Nikmat berkecukupan itu penting bahkan penting
sekali, dua kali, dan seterusnya. Dengan analogi, jika hidup berkecukupan kita
akan mudah membantu sesama dalam sisi materi dan sisi nasihat. Mudah menjadi
pemberi bukan penerima zakat, dan jika diteruskan argumentasi lain tentu sangat
banyak. Yang ingin kita maknai bersama ialah ada niat dan upaya untuk selalu
hidup cukup bahkan jika perlu kaya sekalian. Tulisan ini bukan berarti
menganggap bagi mereka yang berada pada posisi menengah ke bawah menjadi
tersinggung. Adanya tulisan ini bertujuan menggugah diri sendiri dan yang lain
mengambil peran untu hidup berkecukupan.
Ikhlas dalam berusaha menjadi salah satu cara untuk
tidak terjebak dalam lembah keburukan. Berusaha tanpa curang dan merendahkan
orang lain agar diri sendiri naik jabatan. Jalani sesuai keilmuan dan
kesungguhan dalam beraktivitas sembari diniatkan segala sesuatu untuk ibadah
kepada Allah. Usaha yang dimulai dan diakhiri menyertakan Allah di dalamnya
maka usaha tersebut diharapkan menjadi rezeki yang diridai Allah. Sekarang mulailah
memilih dan berjuang meningkatkan finansial dengan cara-cari yang menarik tentu
yang tidak bersebrangan dengan nilai-nilai agama Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar