Rabu, 31 Januari 2018

Tidak bosan Bersujud

Doa yang pintakan berulang-ulang pada saat sujud tentulah baik. Semakin lama, semakin meresap ke relung harapan, semoga doa tersebut dikabulkan Allah. Serangkai doa itu juga dipanjatkan permohonan ampun, menandakan diri insyaf dari semua prilaku buruk dan salah yang pernah dilakukan. Ingat baik-baik setiap kesalahan yang dilakukan agar mudah untuk dievaluasi menjadi pribadi yang mulia. Doa dan istighfar menjadi poin yang harus ada ketika kita bersujud menjalankan perintah Allah. 

Etika yang dapat ditarik dari makna sujud ialah bukti loyalitas kita kepada Allah. Loyal dengan pengertian yang lebih komprehensif, yaitu totalitas dalam mengabdi kepada-Nya. Menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya dengan sekuat tenaga. Memulai dari yang sederhana hingga mencapai kekhusukan dalam beribadah. Tentu ini bukanlah perkara mudah, butuh perjuangan yang keras untuk mengusahakan diri selalu ada bersama Allah. Ibarat kata pepatah lama, pelan-pelan akan sampai juga. 

Nilai lain yang terkandung dalam makna sujud yaitu menyatakan pada setiap diri bahwa dengan bersujud hati menjadi tenang. Perasaan ini muncul disebabkan telah bebasnya kepenatan hati yang dirundung masalah. Bebas dari kepenatan yang menjebak manusia dalam pusaran cinta berlebihan pada dunia. Oleh karena itu, dengan bersujud hati akan mulai memutih agar mudah menerima pancaran hidayah Ilahi. Dan juga, dengan bersujud kita mendapat tempat curhat (curahan hati) yang tepat. Cobalah! 

Itulah rangkuman singkat terkait sujud yang telah dibahas dalam halaman ini. Prinsip sujud sangat mensyaratkan harapan, ketangan, dan keikhlasan. Jika prinsip itu saja yang dilaksanakan maka peluang kesuksesan menjadi besar. Namun, jika lengah maka orang lain lah yang memainkan peran kita dari waktu ke waktu. Dengan demikian, yang sudah rajin bersujud hendaknya dikontinuikan,dan yang sudah dosen tetap tidak ada alasan lain untuk mulai serius ketika dalam berjudud. 

Selasa, 30 Januari 2018

Rezeki yang Berkah

Doa memohon banyak rezeki harus selalu dilantunkan bagi setiap manusia. Permohonan itu bertujuan agar Allah tetap memenuhi kebutuhan diri, yang bukan hanya kebutuhan jasmani saja seperti makan, minum dan lainnya, tetapi juga rohani serta yang dari luar diri. Konotoasi rezeki jangan hanya dipandang sebagai uang yang banyak atau tahta yang tinggi saja. Sekali lagi bukan itu, rezeki itu mendatangkan kebermanfaatan bagi diri dan orang lain di sekitar kita. 

Evaluasi perlu dilakukan dari proses pencarian rezeki, apakah telah dilakukan tanpa melanggar norma ajaran Islam, atau halal haram pun dianggap sama. Maka dengan itu, penting menjadi ingatan kita bersama bahwa rezeki itu harus dijemput dengan niat dan proses yang baik. Karena rezeki yang diharapkan diupayakan membawa berkah bagi semua masyarakat. 

Nikmat yang nyata atau tidak nyata, disadari atau tidak disadari itu semua adalah bentuk rezeki dari Allah. Sehingga dengan adanya rezeki tadi akan menambah kualitas dan kuantitas ibadah kita kepada Allah. Rezeki harus diupayakan dibawa untuk semakin dekat dengan Pencipta. Karena tidak satu pun yang bernyawa di dunia ini selain Allah yang mempunyai kuasa atasnya. Untuk itu, rezeki yang telah ada pergunakanlah sebaik-baiknya.

Ingatlah wahai diri yang miskin, yang ada kamu lihat sekarang sambil membaca tulisan ini semua adalah milik Allah. Kita bisa membuka mata, mengeja dengan tatap mata lembut, dan berpikir sejenak sungguh maha besar kuasa Allah. Dia mengetahui yang awal dan akhir, masa sekarang dan masa depan. Dengan demikian, sebagai pemangku amanah yang menjaga amanah Allah hendaknya setiap diri menjalankan amanah (rezeki) dengan baik. Sebab, Allah sudah katakan jika kita bersyukur nikmat (rezeki) maka Allah akan menambahnya. 

Senin, 29 Januari 2018

Hidayah tetap dijaga

Diberikannya hidayah oleh Allah kepada manusia adalah anugerah terbesar dalam hidup. Hidayah untuk mengenal pencipta dan mematuhi peraturan yang tertulis dalam Al-Qur'an. Hidayah yang telah ada pada diri harus dijaga dengan baik karena anugerah itu adalah hak kuasa Allah yang menentukan. Hidayah tidak bisa dipaksakan pada orang lain, tidak bisa dititipserahkan dari orang tua. 

Esensi hidayah itu hadir di dalam hati dalam bentuk kemantapan dan keteguhan beriman kepada Allah. Keteguhan untuk tetap beragama Islam sampai akhir hayat. Lebih ditekankan mendalam agar keyakinan itu dapat termanifestasi dalam bentuk amalan nyata. Amalan yang perlu ditegakkan ialah sesuai yang tersusun dalam rukun Islam.

Nilai spiritual yang hadir dalam diri selalu mengajak pada yang baik. Sangat tidak setuju terhadap suatu hal keburukan dan menolak kemunafikan. Spiritual itu berkorelasi dengan hidayah dari Allah. Karena setiap manusia yang mendapat hidayah maka nilai spritualnya akan hidup, mengerti akan Tuhannya. Oleh sebab itu, sudah menjadi pemahaman bersama perlu selalu dan tetap mengupayakan potensi spritual itu didekatkan dengan Allah, agar hidayah yang ada pada diri semoga selalu terjaga. 

Iman hadir dikala dapat memahami hidayah dengan benar. Maka, setiap manusia yang beriman tetap berdoa agar selalu mendapat bimbingan dan hidayah dari Allah. Karena dalam menjalani hidup di dunia ini tidak bisa mengandalkan diri sendiri. Dunia ini jika tidak disikapi dengan baik maka akan berakibat terjerumus dalam ruang tipu daya, permainan, dan kebahagiaan yang terbatas. Simpulnya, agar manusia terhindar dari kekhilafan dan kecerobohan tersebut maka perlu meminta hidayah Allah. 

Minggu, 28 Januari 2018

Merasa Cukup dalam segala hal

Diterangkan dalam berbagai ulasan di tempat lain, sifat manusia atau lebih dekatnya disebut fitrah selalu cenderung tidak merasa puas. Sudah mendapatkan berbagai sarana yang baik, tetapi masih saja melihat barang-barang yang lain yang sedang update. Sudah punya 1 ingin yang 2, 3 atau yang lain. Jika diikuti nafsu syahwat untuk saling menunuhi maka tidak akan berujung puas,. 

Enggan menerima masukan/ide juga mensyaratkan keamanan masa depan. Artinya, usaha menyampaikan dakwah dari pusat ke seluruh elemen masyarakat. Periode "tahun" dalam bentuk berupa tim yang siap sedia. Dengan demikian dapat dipahami bahwa usaha yang menyebar luas agama. Maka sudah waktunya meluangkan waktu untuk lebih merdeka dan melaksanakan apapun yang disuka, mau? 

Norma yang tertuang dalam Al-Qur'an, mengajarkan pada manusia untuk berlaku sederhana. Kesederhanaan itu dibingkai dengan nuanasa kegembiraan dan penuh kesyukuran. Agar yang terjadi pada salah seorang anggota masyarakat dapat dirasakan kehadirannya. Sehingga masyarakat dapat saling mendukung antara satu dengan yang lain. Juga kesederhanaan itu akan memperoleh sifat Qanaah atau dapat pula dikatakan Cukup. 

Ingatlah, cukup dalam segala hal merupakan capaian yang patut diapresiasi. Kecukupan terhadap sikap mental yang siap berjuang, fisik yang yang kuat dan sebagainya. Ini membuktikan bahwa merasa cukup di sini juga membuka hal yang serupi diterima teman. Sama dalam hal ini. Semoga setiap diri yang telah berusaha merasa cukup. Karena mereka patut diapresiasi. 

Sabtu, 27 Januari 2018

Saling berkasih-sayang

Dari berbagai interaksi yang terjadi di lingkungan masyarakat syarat akan mengedepankan budaya saling meyapa, saling mendukung dan saling bertukar masalah serta ide penyelesaiannya. Dengan berkasih-sayang, akan memunculkan upaya kegiatan yang berlandaskan cinta dan saling membahu. Kegiatan itu akan mampu memunculkan semangat saling peduli antara yang satu dengan yang lain. 

Emosi manusia berbeda-beda karena tipikal dan karakter terbentuk dari pendidikan di keluarga dan lingkungan yang berbeda pula. Adanya perbedaan itu tidak dapat menjadi alasan untuk apatis, karena perbedaan tersebut memicu semangat untuk memperjuangkan Islam menjadi wajah yang menyenangkan bagi orang lain. Islam mengajarkan kepada setiap penganutnya untuk berlatih mengembangkan potensi, rasa peduli, dan rasa kasih-sayang kepada lingkungan setempat. 

Nilai yang terkandung dari judul di atas ialah hendaknya manusia menyadari dengan baik, bijak, dan proporsional yang berlaku bagi seluruh umat manusia. Secara khusus, umat yang beriman maka kita berkewajiban menolongnya dengan sekuat tenaga. Mengerahkan kemampuan dan keahlian untuk membantu gerakan dakwah berjamaah. 

Interaksi yang dimulai dengan rasa kasih-sayang akan membentuk sikap yang mengajarkan pada kita untuk memperpanjang silaturahmi. Silaturahmi yang berupa audiensi, edukasi dan advokasi bagi siapa saja masyarakat yang ditemui. Kasih-sayang memiliki makna penting, yaitu amalan yang membawa pada kebahagian sejati, ketenangan yang tiada bertepi, dan kita kekal selamanya di sana. Sekarang, saya dan kamu, sudah mulai berbekal belum? 

Jumat, 26 Januari 2018

Pemilik Segalanya

Dari dalam diri maupun dari luar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah. Mari kita kaji, manusia mempunyai mata itu adalah konkrit sedangkan hakikat nikmatnya ialah penglihatan, manusia juga punya lidah dan hakikatnya dapat mengecap rasa dan berbicara, dan banyak lagi. Ada sebagian manusia yang ditakdirkan Allah punya mata tetapi tidak dikaruniai penglihatan, ada lidah namun tidak bisa bersuara. Bukankah penglihatan dan pengecap rasa atau bersuara tidak bisa dijangkau oleh alam pikir manusia. Karena ia bersifat ghaib/abstrak sebagai bukti tanda adanya Allah. 

Engkau dapat melihat ayat-ayat Allah yang bertebar di alam jagad raya ini. Sungguh pengetahuan manusia jauh dan sangat jauh bila dibandingkan dengan Maha Tahu Allah. Sekali lagi, sungguh menakjubkan Allah menciptakan semua yang ada di langit, semua yang ada di bumi, dan semua yang ada diantara keduanya. Penciptaan itu bukanlah sebagai penghias atau sia-sia belaka, tetapi harus dimaknai dan dipikirkan dengan seksama dalam rangka untuk lebih mengenal-Nya. 

Nikmat yang diberikan Allah sungguh sangat banyak. Dia memberikan semuanya yang ada di bumi untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Bukti penyerahan itu dengan diamanatkan kepada manusia untuk menjadi pemimpin teladan di muka bumi. Sehingga manusia dapat bermanfaat bagi diri dan sesama. Tentu, sebagai pemegang amanah harus melaksanakan tugas dan peran dengan baik. Jika amanah atau titipan itu diambil kita harus merelakkannya, karena pada dasarnya itu bukan milik manusia. 

Intisari yang dapat diambil ialah mengetahui dengan benar bahwa kekayaan, jabatan, posisi kepangkatan itu semua pinjaman dari Allah. Karena sekali lagi, apapun yang ada di diri dan di luar diri hakikatnya adalah milik Allah. Bagi mereka yang belum sadar tidak mengapa, tugas kita mengingatkannya. Bagi kita yang telah tahu hendaknya semakin bertambah rasa syukur kita kepada Allah yang telah memberikan keberlimpahan nikmat. Itu baru nikmat dunia saja sudah tidak terhitung, apalagi nikmat di akhirat nanti? 

Kamis, 25 Januari 2018

Sebentar dalam Diam

Diam yang dimaknai dalam tulisan singkat ini ialah duduk sebentar, menghela nafas, sambil berzikir dan berdoa kepada Allah. Seharian kita lari ke sana ke mari, melakukan berbagai aktivitas kehidupan tentulah terasa penat dan lelah di badan. Maka rehat sebentar menjadi solusi bagi setiap manusia yang peduli menjaga keseimbangan jasmani dan rohaninya. Secara khusus, hati juga perlu ditenangkan dengan berdoa kepada Allah, karena ketenangan hanya bersumber dari-Nya. 

Efek dari duduk sebentar bukanlah buruk jika diniatkan untuk ibadah. Bagaimana caranya? Dengan Bismilahirrohmanirrohim dan diniatkan karena Allah dalam melakukan setiap aktivitas kehidupan akan berniali ibadah. Juga dengan melakukan cara dan tindakan yang positif tentunya. Maka duduk sebentar dari akan membawa manfaat baik di dunia maupun sebagai bekal di akhirat. 

Niat yang bulat dan baik akan menggiring pada suatu kebaikan. Kebaikan itulah yang menjadi cahaya kehidupan bagi setiap manusia. Oleh sebab itu, niat diam dan duduk sebentar sambil berpikir tentang ciptaan Allah juga membawa banyak faedah. Manusia yang sadar mau belajar, akan selalu meningkatkan pemahaman agamanya. Artinya, manusia yang belajar agama merupakan bagian dari kesadaran yang bersumber dari ketenangan dalam diam. 

Ingat selalu dengan Nabi Muhammad dalam sunnah sahihnya, upayakan pelan-pelan mengikuti jejak Rasulullah. Sehingga kita dapat menjadi umat yang berkualitas yang saling tolong menolong dan bahu membahu dalam kebaikan. Belajar dengan benar dan keras, pikirkan dengan dalam dan tenang, semua itu didapatkan jika kita mau berpikir sejenak, merenung sejenak, dan menghisab diri sejenak. Berpikir, merenung dan menhisab diri itu bisa diperoleh melalui duduk sebentar dalam diam. 

Sujud tandanya Patuh

Di dalam diri ada yang bernama ruh, ruh ini merupakan elemen penting yang mempunyai potensi spiritual. Dengan ruh, tubuh/jasmani menjadi bertenaga dan bercahaya. Bercahaya dalam pengertian tergambar pada diri untuk menjauhi perihal buruk yang akan merusak, dan berupaya mendekat kepada sesuatu hal yang memperindahnya. Ruh mampu mengubah setiap pesimis menjadi optimis. 

Energi ruh ini harus selalu dikenalkan dengan sujud. Bukti ruh di atas telah jelas begitu pentingnya, namun sujud adalah wadah kembali sebagai bentuk kepatuhan kepada Allah. Sujud merupakan media bagi kita untuk selalu mengingatkan ruh untuk selalu dekat dengan Allah. Ruh ini yang memotivasi jiwa raga untuk tunduk patuh mendekatkan diri pada-Nya. Sujud sambil terisak mengingat dosa dan kesalahan lalu mengucapkan doa meminta ampun. 

Nurani manusia tidak bisa dipinggirkan manakala ia dihadirkan pada sujud. Terkenang semua perbuatan yang sia-sia, teringat kembali masalah yang berlalu, tidak terasa air mata membasahi pipi lalu jatuh di sejadah. Ya Allah, ampuni kami yang lengah, lupa, lalai, dan sengaja meninggalkan Engkau. Kami merasa pantas dan cukup dengan usaha sendiri tanpa sedikitpun bantuan-Mu. Tetapi ternyata kami salah, kami tidak sanggup membohongi nurani sendiri. 

Indah terasa pada waktu sujud, mengadu sepuas diri, berlama-lama bersama-Mu berdua saja. Sujudku belumlah cukup selama ini. Kapan lagi Engkau berikan lagi pada kami nikmatnya dan indahnya sujud itu. Terkadang kosong dan hampa yang terasa pada saat sujud, dosalah yang menutupi cahaya-Mu, kesalahan lah yang membuat kami buta padahal terang benderang. Dengan ini, kutanaikan sujud dengan sepenuh hati, bukti syukurku dan kepatuhanku pada-Mu Rabbi. 

Selasa, 23 Januari 2018

Pusat harapan, Allah maha Mendengar

Dari subuh telah datang, masih dingin sebab baru turun hujan  di lingkungan kami. Kami marah tetapi tidak mebalas, kami bisa mendokan untuk kehancuran  tetapi  tidak mungkin kami melakukannya. Karena perbuatan itu salah, dengan cara  yang salah pula. Untuk itu, sikap hendaknya mengusahakan setiap perihal menjadi mungkin dan bermakna, karena semua menyadari usaha keras akan membawa hasil optimal. 

Elegi yang terjadi hendaknya dijadikan pelajaran bagi semua. Menyadari bahwa Allah lebih sayang kepada manusia, dengan kata lain kemalangan yang terjadi bukan tanpa rencana. Semua yang terjadi di muka bumi ini adalah rencana Allah, sunnatullah, dan qadha-qadar yang mengandung banyak hikmah. Rencana Allah di atas rencana manusia, kehendak manusia kalah mutlak dengan kehendak Allah. 

Nalar akan pemahaman yang komprehensif itu diupayakan dapat dipahami oleh setiap anggota masyarakat. Pemahaman yang membawa suatu keyakinan yang mantap dan kuat yaitu Allah maha mendengar doa, harapan, dan curahan hati dari setiap hamba-Nya. Pendengaran Allah tentu berbeda dari ciptaan-Nya, dan kita tidak bisa memaksa Allah untuk mengijabah doa kita. Terkadang, doa itu cepat dikabul, kadang pula lambat, dan ada pula yang beroleh berkah syurga. Tentu, hal pasti hanya Allah yang tahu.

Ingatkan suadara dan teman-temanmu bahwa Allah selalu melihat dan mendengar apa saja yang dilakukan. Secara khusus, ucapan yang keras atau lembut Allah mendengarnya dengan jelas. Pelan saja Allah tentu tahu, ikrarkan dengan lembut, halus, dan penuh pengharapan. Dengan demikian, mengingatkan ini juga bagian dari tugas manusia sebagai khalifah/pemimpin/wali Allah di dunia ini. 

Senin, 22 Januari 2018

Berdiri tegap, bukti Berjuang

Diri hanya boleh merasa rendah, lemah, hina dihadapan Allah saja. Tetapi di depan manusia hendaknya menghindari merasa terpinggirkan karena ketenarannya, keahliannya, jabatan yang didudukinya dan banyak lagi. Karena dalam pandangan ajaran Islam, semua manusia statusnya sama di hadapan Allah, baik itu karena harta, keturunan, maupun kekuasan yang sedang dipegang. Ukuran kemulian disisi-Nya hanya manusia yang bertakwa, maka mari berloma mendekatkan diri kepada Allah. 

Emosi yang cenderung negatif hendaknya diatur oleh setiap manusia dengan sekuat tenaga. Emosi yang dapat dikontrol akan melahirkan motivasi baru dalam bentuk semangat yang membara untuk melakukan perbuatan baik. Berdiri tegak, kokoh sehingga dapat menjadi teladan, tempat curahan hati, dan wadah menolong bagi masyarakat lingkungan sekitar. Umat muslim yang bisa bersama saling menasehati dalam kesabaran dan kasih sayang akan memunculkan budaya baru yany semua masyarakatnya cinta Allah dan Rasul Allah. 

Nuansa demikian akan mewujudkan negara yang baik dan mendapat lindungan, ampunan dari Allah maha pemberi petunjuk. Sikap siap sedia dalam perjuangan dapat dimaknai dengan sebutan Jihad. Berjihad di sini bukanlah melalui jalan ekstimisme, melainkan melalui dakwah yang damai, bersahaja kepada setiap manusia baik yang setuju maupun yang menolak. 

Ikhtiarlah dengan sekuat tenaga, pikiran, hati dalam menambah pengetahuan Islam. Lebih jauh lagi, umat muslim dapat menjadi baik ibadahnya jika semua mau meluangkan waktu membaca buku-jurnal agama Islam. Selain itu, dapat juga dengan mengikuti kajian-kajian keislaman baik dalam dunia nyata maupun dunia maya. Karena zaman sekarang sudah lebih banyak pengembangan ilegal, sehingga seolah-seolah bertingkah baik padahal kepribadiannya buruk. Ubah niat dan berikan tugas yang sepadang dengan porsinya. Tunduklah dengan cinta, dan tundukah dengan penuh kesyukuran.

Tunduk bukti Cinta

Diperintahkan kepada manusia untuk tunduk pada Allah pencipta seluruh alam. Ketundukan itu bukanlah karena terpaksa tetapi lahir dari lubuk hati yang paling dalam, yang bersih dan suci mencintai-Nya. Ketundukan itu dapat juga dimaknai mengakui Allah adalah Tuhan yang wajib disembah dan dipatuhi segala titah-Nya. Bukti pengakuan itulah yang dikenal dengan iman, yaitu dibernarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dipraktikkan dalam bentuk amal saleh. 

Esensi lain yang ditemukan dari ketundukan itu ialah hanya Allah yang maha mulia, sedangkan yang lain tidak ada yang menyerupai-Nya. Sudah sepatutnya sebagai umat Islam yang baik hendaknya menjunjung tinggi pelaksanaan ibadah kepada Allah. Sebab, telah dinasihatkan dalam ajaran Islam bahwa hendaknya shalat, ibadah, hidup dan mati hanya untuk dan karena Allah penguasa alam semesta. 

Nikmat yang tidak terkira bagi mereka yang beroleh syurga kelak, sebab mereka telah mendapatkan buah dari kerja kerasnya dalam berlomba-lomba dalam kebaikan. Karena berlomba-lomba dalam kebaikan itu juga bentuk dari ketundukan kepada Allah. Sebenarnya, tidak ada alasan lagi bagi mereka yang mengaku beragama Islam untuk tidak tunduk pada-Nya. Ajaran Islam menekankan pada setiap pemeluknya untuk benar-benar menjadi muslim yang baik, menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah sampai ruhani berpisah dari jasmani. 

Ingatlah untuk selalu dan tetap tunduk kepada Allah, karena tidak ada satu bentuk, wujud, tuhan lain yang patut dipuja-puji selain Allah pencipta hakiki manusia. Tunduk dengan kecintaan itu akan membuahkan ketenganan batin, kejernihan berpikir dan merdeka dalam melakukan perbuatan. Karena dirinya sudah terpaut hati dengan pencipta hati itu sendiri, Allah SwT. 

Sabtu, 20 Januari 2018

Semoga dikabulkan Allah

Disetiap mengakiri bacaan Al-Fatihah, kita sebagai makhluk terbaik, secara khusus kita sebagai umat Islam hendaknya tetap merutinkan berzikir dan berdoa kepada Allah. Zikir dan doa tersebut berulang-ulang diucapkan dalam ibadah shalat. Sisi lain, melafazkan kata Amin ialah merasa telah siap dan saudara atas putusan dan kehendak dari Allah. Selanjutnya dirinya seyogyanya terbuka menerima masukan dan saran dari teman untuk kebaikan diri. 

Esensi yang didapatkan diantaranya makanan yang kurang enak, bosan di dalam kamar, dan banyak lain. Itu semua bagian dari takdir qadha dan qadar. Selanjutnya, manusia yang telah berusaha untuk berdoa kepada Allah, agar semua yang direncanakan dapat terealisasi dengan baik. Maka harapan kita sebagai manusia dituntut untuk selalu taat melaksanakan pedoman hidup baru. 

Nilai yang perlu menjadi perhatian kita bersama yaitu segala rencana manusia dapat tercapai jika Allah mengatakan iya, namun jika tidak akan ada usaha tambahan. Rencana Allah selalu dan tetap berada di atas rencana manusia. Manusia diajarkan menggunakan pikiran dan agama untuk kebahagiaan di dunia ini dan akhirat nanti. 

Intisari dari uraian singkat di atas, mengajarkan kepada manusia untuk selalu berdoa dan berharap kepada Allah. Insya Allah, apapun yang terjadi tentu membawa kebaikan dan kemudahan yang lain. Lihat dan renungkan surat Al-Insyirah/alam nasyroh, yang di dalamnya dimuat dan ditegaskan tentang pola berinteraksi dengan baik. Yaitu dibalik kesusahan ada keumdahan, di saat ada kesedihan maka kebersamaannya adalah kebahagiaan yang hakiki.

Jumat, 19 Januari 2018

Keluar dari Kesesatan

Dalam mendidik hendaknya dilakukan dengan totalitas, objektif, dan rasionalitas. Guru atau dosen yang berperan sebagai pendidik harus memberikan contohnya (keteladanan) yang nyata kepada peserta didik. Salah satu cara yang paling mujarab dan mudah ialah dengan menirukan. Meniru pada yang baik dan yang lebih sukses tentu dianjurkan, karena peluang keberhasilan juga semakin besar. Keberhasilan atas peniruan tersebut bersebab niat, ide, target dan hasil yang diperjuangkan sudah sangat bagus. 

Ekspresi yang ditampilkan manusia harus baik dan mendamaikan. Karena, orang lain akan melihat sejauhmana anda mengamalkan ajaran Islam. Tentunya, niat anda dalam berbuat baik haruslah tulus karena Allah. Jadi, dilhat atau tidak dilihat manusia kita tetap konsisten dalam mengimplementasikan aturan agama Islam. 

Nilai yang terkandung dalam ajaran Islam sangat berguna bagi kehidupan manusia. Maka rugi sekali jika ada manusia mengambil opsi lain dalam menjalankan kehidupan. Opsi lain itu yang di luar agama Islam dikategorikan sesat dalan memilih pandangan hidup. Manusia yang sesat itu susah mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, karena mereka dikelilingi oleh hingar bingar pesona dunia. Mereka merasa menyaman melakukan kesalahan padahal keluar dari jalan Allah. Itulah sesat yang sangat merugikan dan menghinakan. 

Insyaflah, ketika kita merasa nyaman dalam keburukan berarti ada indikasi penyakit sesat mulai mengidap pada diri. Kesesatan akan menggiring manusia untuk jauh dari Allah, melupakan perintah dan melanggar larangan-Nya. Satu-satunya cara yang dapat dilakukan adalah dengan bertobat sungguh-sungguh. Menyesali setiap perbuatan buruk dan berjanji tidak akan mengulangi lagi. Mari kita berdoa semoga kita semua tetap pada jalan keimanan dan komitmen melaksanakan amal shaleh serta diajuhkan dari prilaku sesat, zalim, dan merusak. 

Hindari memilih Murka

Datangnya agama ke bumi ini tidak lain bertujuan menjadi pedoman dalam melaksanakan aktivitas kehidupan. Pedoman yang berisikan aturan, tata tertib dan hukum yang harus diikuti oleh umat muslim. Tentunya, ketaatan tersebut akan memunculkan kebermanfaatan yang signifikan. Bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, bangsa dan agama. 

Enggan melakukan ketaatan akan berujung pada kezaliman yang luar biasa. Kezaliman yang dimaksud ialah secara pelan dan tidak sadar bahkan sadar merusak diri sendiri melanggar perintah Allah. Manusia lain akan menganggap sebagai pemberontak jika melihat temannnya yang malas melaksanakan kewajiban dari Allah. Lebih dahsyat lagi, manusia yang mengabaikan perintah Allah, maka Dia akan memurkainya. Dosa dan kesalahan menumpuk yang dibuat oleh manusia akan memicu datangnya azab Allah baik di dunia maupun di akhirat. 

Nanti bagi manusia yang mendapatkan kemurkaan Allah, maka hidupnya tidak akan tenang dan bahagia. Oleh karena itu, sudah menjadi kepatutan bersama bahwa kita harus menjauhi kesalahan dan menghindari murka Allah. Dengan begitu hidup kita akan tenang dan merdeka. Merdeka memilih dan melakukan apa saja selama yang dipilih dan dilakukan masih dinyatakan halal, boleh, dan mendapat izin mengaksesnya. 

Ikrarkan dengan jelas dan bulatkan tekad menghindari murka Allah dengan sekuat tenaga. Banyak dikisahkan dalam Al-Qur'an, mereka yang melampaui batas dan melakukan kezaliman mendapatkan azab Allah langsung. Seperti; kaum nabi Nuh, nabi Zakariya, nabi Musa, nabi Isa, nabi Muhammad dan masih banyak yang lain. Semoga umat Islan berusaha sekuat tenaga untuk menghindari murka Allah. 

Rabu, 17 Januari 2018

Masuklah daftar orang Baik

Daftar profil yang wajib diteladani oleh seluruh umat Islam ialah mereka yang beroleh nikmat dari Allah. Nikmat tersebut berupa hidayah dan kamantapan dalam menjalankan hukum Islam dengan baik dan sungguh-sungguh. Pada saat mereka mengamalkan ajaran Islam, maka sebagai umat Islam yang lain wajib mengikui dan berkumpul bersama mereka. Berkumpul dengan tujuan menambah jumlah daftar orang-orang shaleh yang mencintai Allah dengan sepenuh hati dan jiwa. 

Enggan untuk mencontoh mereka adalah sikap salah yang harus dijauhi. Karena, jika hati kita tidak mau meniru orang-orang shaleh sesungguhnya kita mengabaikan sikap tunduk dan taat kepada Allah. Dengan perkataan lain, manusia yang mengaku beriman namun tidak suka bersama-sama saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran belumlah layak dikatakan sebagai seorang Muslim yang baik. Untuk itu, tirulah mereka dan bergabung bersama dalam meniti hidup menggapai ridha Ilahi. 

Nikmat yang diterima tersebut hendaknya dimanfaatkan dan dijaga dengan sebaik-baiknya. Karena, keimanan dan keislaman yang diberikan kepada kita adalah sebuah anugerah terbesar yang harus kita syukuri sepanjang hayat. Artinya, siapa saja yang telah dianugerahi keimanan berarti Allah mempercayakan diri kita mampu menjadi khalifah dimuka bumi dengan baik. Laksanakanlah amanah Allah dengan sekuat tenaga, semoga semua berjalan dengan mudah, lancar dan memberi manfaat bagi yang lain. 

Inisiasi untuk mau merubah diri ke arah yang baik dan komitmen di jalan benar patut diapresiasi. Apresiasi tersebut bukanlah berlebihan karena apresiasi yang dimaksud di sini adalah belajar meniru perjuangan dakwah yang telah dicontohkannya. Mereka mengalami kesusahan dan air mata namun tetap sabar dalam keistiqomahan menjalankan perintah Allah. Mereka itulah penerima nikmat yang penuh ketawadhuan; Nabi, sahabat Nabi, para keluarga dan beserta pengikut yang shaleh. Mari ikuti jejak mereka, masukkan diri kita ke dalam daftar orang baik. 

Selasa, 16 Januari 2018

Jalan yang lurus

Dikisahkan dalam Al-Qur'an bahwa kezaliman dan keburukan yang terjadi bumi ini diantaranya disebabkan manusia menempuh jalan yang salah. Kisah-kisah tersebut harus dipahmi bukan sekedar konfirmasi sejarah saja, namun harus ada upaya mengambil pelajaran yang tersirat dari setiap perjalanan yang uraikan. Sudah menjadi kepatutan bersama, bahwa manusia pernah salah dan khilaf, pernah tergelincir dari jalan yang lurus, pernah terbuai dengan godaan syaitan, dan banyak lagi. Alasan-alasan itu dapat dijadikan sebab manusia tidak menempuh jalan yang lurus. 

Edukasi dari penjabaran kisah sejarah tersebut yaitu agar munculnya perspektif perlunya upaya manusia untuk tetap istiqomah atau konsisten dalam ketaatan dan ketundukan pada Allah. Sikap istiqomah tersebut menjadi kunci penting dalam menjaga semangat dan motivasi dalam menjalankan ibadah dengan penuh kesungguhan. Baik dari sisi kuantitas maupun dari sisi kualitasnya. Dengan demikian, usaha yang dilakukan tersebut hendaknya disandingkan pula dengan doa, agar segala sesuatu yang dikerjakan mendapat kemudahan dan ridha Allah yang maha melihat. 

Nasihat istiqomah itu harus selalu kita jaga sepanjang hidup sampai berpisahnya nyawa dari badan. Ketetapan dan kemantapan jiwa dalam beragama juga harus selalu ditingkatkan. Dengan begitu kecendrungan hati untuk keluar dari jalan yang lurus dapat dihindarkan. Jika tidak selalu mengulang kaji dan merutinkan amalan maka tidak menutup kemungkinan manusia akan keluar dari jalan yang lurus, tersesat, hilang arah tujuan hidup. Dengan perkataan lain, ia mengingkari agama bahkan menukar keyakinannya dengan yang lain. Sekali lagi, istiqomah itu sangat penting. Ucapakan amantubillah, saya beriman kepada Allah lalu istiqomahlah. 

Istiqomah harus terus dilatih, tidak bisa sekali jadi seperti membalikkan telapak tangan. Karena istiqomah mempunyai domain gerakan yang kolaboratif, yaitu gerakan hati, pikiran dan badan. Kerja hati agar menyadari dengan benar bahwa perlu ada niat dan tekad kuat untuk tetap pada jalan yang lurus. Kerja pikiran  untuk selalu menambah pengetahuan, mencari jalan keluar, dan menemukan ide-strategi baru dalam setiap menjalani aktivitas keseharian. Dan kerja badan/fisik untuk siap sedia melakukan perbuatan baik maka harus kuat dan sehat dengan mengatur pola makan, pola tidur, dan pola olahraga.

Peminta yang tulus

Dari judul tulisan ini dapat disampaikan bahwa manusia harus bahkan wajib meminta. Tentu meminta yang dimaksud ialah meminta kepada Allah dengan sepenuh pengharapan dan keyakinan akan dikabulkan. Manusia tidak bisa berjalan sendiri tanpa adanya bimbingan hidayah dari Allah. Oleh sebab itu, perlu ada upaya rutin dari manusia untuk selalu minta petunjuk atau bimbingan dari Allah dalam menjalani kehidupan dengan penuh ketaatan dan kebermanfaatan. 

Esensi yang dapat dipahami bahwa meminta kepada selain Allah tidak dibenarkan di dalam Islam. Seperti, meminta kepada makhluk untuk ditambahkan kemuliaan pada diri, mempercepat menambah penghasilan, atau meminta agar hidup menjadi bahagia. Permintaan selain kepada Allah pada dasarnya adalah semu bahkan konyol. Karena, siapapun yang bernama makhluk/ciptaan yang dimuka bumi ini semuanya tetap meminta kepada Allah. Jadi, manusia yang menitip pesan melalui perantara jin bahkan manusia yang berteman dengan jin, mereka semua juga meminta kepada Allah agar pesan-pesan tadi dikabulkan. Oleh sebab itu, tidak perlu ada perantara meminta antara diri kita dengan Allah. 

Neraka bagi siapa saja yang meminta kepada selain Allah. Karena, meminta yang bukan kepada Allah sama halnya dengan syirik yaitu menyekutukannya atau menduakannya. Neraka yang dapat dipahami bisa diartikan kesusahan di dunia dan kesusahan di akhirat. Kesusahan di dunia ialah kepenatan dan ketidaknyamanan dalam menjalani hidup. Dan kesusahan di akhirat ialah menjadi penghuni neraka yang rutin mendapat siksa. Mereka yang mendapatkan kemegahan, ketenaran, dan kehormatan yang diperoleh dengan menyekutukan Allah sebenarnya mereka membohongi diri sendiri. Dalam pandangan masyarakat, mungkin ada sebagian yang beranggapan merekalah orang terbahagia di bumi ini. Namun dapat dilihat secara keilmuan bahwa setiap jiwa, hati yang jauh dari Allah apalagi menyekutukannya maka hati tidak akan tenang, karena fitrah jiwa, hati adalah mendekatkan diri kepada Allah. 

Intinya, hanya dengan cara mendekatkan diri dan mengingat Allah maka hati kita akan menjadi tenang. Tidak ada cara yang lain. Maka sudah menjadi ketentuan yang mutlak bahwa dalam ajaran Islam meminta kepada Allah adalah wajib. Meminta agar untuk tetap konsiten mengingat-Nya dan mengharap untuk selalu dibimbing demi mendapatkan ketenangan dalam hidup, baik di alam sementara ini maupun di alam yang kekal nanti. Mintalah, jangan malu, dan mohonlah tanpa ragu, Allah maha mendengar setiap permohonan yang diutarakan dari seluruh ciptaan-Nya. 

Minggu, 14 Januari 2018

Paham sebagai 'Abid

Definisi 'abid dapat diartikan manusia yang menjadi hamba yang taat pada perintah Allah. Hamba yang paham tentang peran dan tugasnya menetap sementara di bumi. Kepahaman itu harus berujung pada kekonsistenan dalam menjalankan peran dan tugas sesuai yang disabdakan di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. 

Efek-efek kebaikan niscaya akan bermuara pada setiap hamba yang taat. Diantaranya efek kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat nanti. Karena Allah telah sering berpesan melalui surat cinta-Nya, bahwa kebaikan/amal sholeh akan beroleh ganjaran yang besar. Tentunya, putusan memperoleh kebahagiaan itu adalah hak Allah, bukan yang lain. Tidak ada yang bisa menjamin lelaki baik dan taat akan beroleh syurga,  atau tidak ada yang memaksakan kehendak pikiran bahwa perempuan yang lalai dan zalim akan tenggelam di neraka. Semuanya terpulang pada ridha Allah, maka selalu berharap pada-Nya sesuatu yang baik. 

Neraka dan syurga ialah tempat peristirahatan terakhir manusia. Kedua tempat tersebut disiapkan untuk menyambut kedua jenis manusia yang memiliki karakter dan kebiasaan yang berbeda. Kebiasan yang berujung dengan membawa kitab di kiri maka tempatnya di neraka, lain pula kebiasaan yang berujung dengan membawa kitab di tangan kanan maka tempatnya pula di syurga. Oleh karena itu, setiap 'abid mempunyai pilihan, apakah ia konsisten dalam ketaatannya atau malah melepaskannya!

Ibrah yang dapat dipetik dari kutipan di atas bahwa hidup adalah pilihan. Pilihan yang menentukan masa depan, masalah kualitas dan martabat diri diukur oleh individu masing-masing. Maka sebagai 'abid hendaknya tetap mempertahankan keimanannya sampai saatnya ruh berpisah dari badan. Untuk itu bagi setiap manusia yang membaca tulisan ini, ayo mari kita mulai menjadi orang Islam yang taat.

Sabtu, 13 Januari 2018

Pemimpin sekaligus Penguasa

Diantara karakteristik sifat Allah adalah maha pemimpin yang mutlak yang tidak ada tuhan-tuhan pembanding lainnya. Argumentasi seperti di atas berdasarkan bahwa Allah sebagai khalik/pencipta, maka selain Allah semunya adalah makhluk/ciptaan. Artinya, manusia harus berusaha sekuat tenaga melaksanakan perintah Allah. Dan dalam melaksanakan perintah itu tentu ada ujian iman dari Allah maka salah satu yang dapat dilakukan adalah mencari jalan keluar yang unik dan yang membawa kebahagiaan hakiki. 

Esanya Allah adalah wajib dipercayai oleh setiap umat Islam. Esa yang meliputi segala aktivatas kehidupan, dan Allah menguji kamu maka lebih bersiaplah menjalani kehidupan. Karena, setiap manusia memiliki fitrah untuk berjuang, menegakkan kebenaran atau hanya untuk memperlihatkan kemampuan di hadapan orang lain. Sudah menjadi janji Allah bahwa akan muncul kebahagiaan lain dibalik kesusahan yang melanda. 

Norma dan nilai yang ditetapkan Allah itulah yang disebut sebagai sunnatullah. Agama juga sebagai kitab yang berisikan perintah atau hukum Islam. Bentuk kepatuhan itulah yang menjadi karakteristik umat Islam yang kaffah. Karena, manusia dibekali alat indera ditambah Al-Quran maka seyogyanya mereka sudah menjalankan kegiatan sesuai tuntunan Rasulullah. 

Ingatlah Allah sebagai pemilik mutlak. Maka apapun yang sudah menjadi ketetapannya maka tidak ada seorangpun yang dapat mengganggu gugat hukum yang ada. Al-Qur'an dilindungi Allah melalui para hafidz/dzah, ulama, dan para pemikir, maka insya Allah hukum-hukum atau aturan untuk kebahagian dunia akhirat masih tetap orisinil tidak ada perubahan dari zaman Rasul hingga hari kiamat tiba. Oleh karena itu, sudah sepatutnya sebagai hamba yang baik wajib tunduk dan patuh kepada Allah sang pemilik makhluk dan yang menguasi seluruhnya. 

Jumat, 12 Januari 2018

Pemberi tiada tanding

Datangnya kebahagiaan pada setiap manusia adalah bersumber dari Allah. Kebahagian itu bagian dari nikmat yang sangat dibutuhkan dan diidam-idamkan oleh setiap manusia. Allah selalu memberikan nikmatnya pada seluruh makhluk, seperti udara bersih yang dapat menghidupkan badan sehingga sehat dan kuat dalam menjalankan aktivitas kehidupan. 

Esensi nikmat yang paling besar ialah keimanan dan keislaman. Artinya, dengan adanya keimanan kepada Allah bahwa manusia telah mendapatkan hidayah yang menuntunnya pada jalan kebenaran. Dengan iman yang kokoh dan bersih inilah yang mampu menjadi bekal terbaik dalam menjalani hidup yang penuh rahasia Allah. Karena hanya Allah sajalah yang mengetahui apa yang terjadi esok dan masa depan. Rencana Allah di atas rencana manusia. Sebaik apapun rencana manusia namun rencana Allah lah yang maha terbaik. 

Nikmat keimanan itu hendaknya diiringi juga pengamalan atas nikmat keislaman. Dengan perkataan lain, keimanan seorang manusia dituntut buktinya dengan pengamalan Islam dengan baik dan benar. Sebagai contoh, dalam ibadah shalat. Setiap manusia yang menyatakan diri beriman wajib baginya untuk mengamalkan shalat 5 waktu dengan baik. Karena itu adalah sebagai ciri khas dan identitas sebagai penganut agama Islam. Maka sungguh menjadi aneh, mereka yang mengaku beragama Islam, namun tidak mendirikan shalat 5 waktu. 

Ingatlah Allah maha pemberi dan penyayang. Oleh karena itu, kita manfaatkan waktu dan nikmat yang ada untuk berusaha sekuat tenaga mendekatkan diri kepada Allah. Nikmat yang diberikan hendaknya menjadi motivasi untuk bergerak dan bersyukur. Bukan sebaliknya, yang mengingkari nikmat, berarti mengingkari kasih sayang Allah, lalu berarti pula ingkar kepada Allah. Itulah bagian dari definisi kata kafir! 

Kamis, 11 Januari 2018

Pemilik Mutlak Semesta Alam

Diciptakan alam jagad raya ini untuk menjadi tanda adanya Allah, bumi yang kita tempati, langit yang luas di atas, semua mengikuti ketentuan-Nya secara mutlak tanpa tawar-menawar. Adanya penciptaan itu salah satunya untuk menjadi bahan pelajaran dan perenungan bagi manusia. Menggali makna ayat kauniyah untuk memperkuat keimanan kepada Allah. Karena, adanya akal dan agama sebagai pijakan dasar bagi manusia untuk menjalani hidupnya dengan penuh makna kesyukuran dan kepatuhan pada Allah. 

Esensi ketuhidan Pemilik semesta alam adalah mengakui dan menyakini dengan benar bahwa Allah Tuhan pencipta, pemelihara, dan pendidik terhadap seluruh ciptaan. Dengan adanya keyakinann yang mantap akan terbentuk kesadaran bagi manusia untuk memulai perjalanan spiritual dengan penuh kesungguhan dan kesinambungan. Dengan perkataan lain, Pemilik semesta alam mempunyai kekuatan mutlak tunggal dan penguasa di dunia dan akhirat kelak. 

Nilai puja dan puji yang tercurah kepada Allah menjadi tanda kepatuhan dan kebutuhan manusia tidak bisa berpisah lama dari-Nya. Sebenarnya, puja dan puji itu tidaklah dibutuhkan Allah karena tanpa dipuja dan dipuji posisi Allah adalah mutlak tertinggi, termulia,  terindah, dan nomor satu dalam prinsip kehidupan manusia. Berlatihlah untuk mengagungkan Allah dengan baik, setelah itu selipkan doa dengan harapan. Doa itu dipanjatkan agar umat Islam menjadi kuat mempertahankan keimanan, menghadapi keluhan dan masalah hidup, dan senantiasa meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah. 

Intisari dari urian di atas terdapatlah beberapa poin rekomandasi bagi setiap diri yang berakal dan berhati. Poin tersebut : mengakui kebenaran Allah sebagai pemelihara alam semesta, melatih diri untuk selalu banyak bersyukur, pentingnya mendidik anak dengan output yang jelas, dan membiasakan melafazkan hamdalah dalam aktivitas sehari-hari. Selain itu, pujian yang diutarakan kepada Allah haruslah dengan penuh totalitas seperti dalam bekerja, beribadah dan berdoa. Dengan demikian, mulailah merutinkan menyertakan ucapan hamdalah lalu tidak lupa juga berterimakasih kepada manusia jika itu berkaitan dengannya. 

Rabu, 10 Januari 2018

Pembuka yang Indah


Dengarkan ia melantunkan pesan Allah dengan apik dan indah. Mengayun, mendayu-dayu lalu tanpa tersadar mengernyitkan pori-pori tanda takjub dan haru mendengar lantunan yang mengetuk hati halus. Pesan Allah sangat maha tinggi keindahannya dan memiliki makna yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sungguh beruntung bagi siapa saja yang mampu melafazkan pesan-pesan Allah dengan benar, tepat dan indah. Secara khusus, pesan Allah yang selalu diulang-ulang bacaannya dalam aktivitas sehari-hari ialah surat Al-Fatihah.

Emosi yang terpancar dari dalam diri akan menyeruak membentuk nuansa baru dalam diri. Tidak lain adanya nuansa baru itu dipicu dari seringnya melafazkan surat Al-Fatihah dan pelan-pelan untuk mengamalkannya. Pembuka surat dalam Al-Quran dipilih secara tauqifi menjadi pondasi keyakinan bagi seluruh umat muslim dari zaman semasa Rasul masih hidup sampai masa sekarang. Pengakuan keyakinan itu ditandai dengan banyaknya umat muslim taat kepada Allah dan berusaha sekuat tenaga untuk mempelajari, memahami lalu menyampaikan isi pesannya kepada masyarakat lain. Itulah bagian dari tugas manusia, yaitu berdakwah.

Nanti pada hari akhir akan dihisab amalan setiap manusia, jika amalan yang dibawa adalah rutin membaca Al-Qur'an, tentu akan membahagiakan. Oleh karena itu, bacaan pembuka menjadi sangat penting sebagai pedoman bagi umat muslim. Untuk mencirikan sebagai muslim yang baik adalah membaca Al-Qur'an, muncullah ketenangan batin di dunia dan bekal ke kampung halaman yang abadi.

Istiqomahlah dalam melakukan amalan yang baik. Secara khusus, melafazkan Al-Fatihah dengan penuh kehadiran hati. Kehadiran hati dapat dicapai salah satunya dengan memahami arti ayat yang dibaca. Karena sebaik-baik umat Islam jika dibacakan ayat padanya maka ia berusaha untuk mempelajarinya dengan baik. Usaha belajar dengan mencari buku-buku agama dan tafsir lalu mendiskusikannya dengan dosen, guru, ustadz/ah dan sebagainya. Demikianlah, Al-Fatihah mampu menjadi salah satu kajian terbaik, surat yang sering dibaca, dan sebagai bukti adanya Allah sang Pencipta.

Selasa, 09 Januari 2018

Berlindung dari Syaitan

Dinukilkan berulang-ulang ayat tentang bahaya mengikuti syaitan. Syaitan mengajak dan menjebak manusia untuk turut bersama melakukan pengabaian titah Allah. Ia membungkus keburukan dengan kesenangan semu, pura-pura membimbing padahal menghianati, dan melakukan strategi tipu daya dengan berbagai cara. Sehingga manusia menjadi pengikut yang dimurkai Allah Tuhan yang maha Suci. 

Efek dari mengikut pada pemimpin mungkar akan membahayakan manusia di dunia apalagi di akhirat kelak. Pemimpin yang bergelar setan itu menjanjikan kebahagiaan hakiki, padahal itu dusta. Ia mengatakan akan membela di hari akhir kelak lalu ia cuek dan merasa tidak kenal. Dengan polos ia akan berucap: "Kenapa anda ikuti saya! Salah sendiri.., anda punya pikiran, punya Nabi dan punya agama tetapi itu tidak berguna". Miris bagi kita, jika seandainya kejadian itu terjadi pada diri kita kelak. Al-Qur'an sudah jauh-jauh hari menceritakan kisah syaitan yang tidak peduli dengan manusia. Karena itu terjadi disebabkan ia adalah makhluk yang mendapat murka Allah dan tempat kembalinya adalah neraka. Mereka kekal di dalamnya. 

Norma Allah dilanggar habis, tidak diperdulikan dan apalagi diamalkan. Itulah syaitan, yang hanya ada janji baginya yaitu memperbanyak teman untuk menetap di kerak neraka. Syaitan merupakan simbol keburukan. Artinya, setiap prilaku keburukan dan kekejian adalah prilaku syaitan. Maka baik manusia maupun jin bisa mendapatkan gelar syaitan jika mereka melakukan perbuatan tercela. Kita dapat mengecek pada akhir surat An-Nas bahwa yang meniupkan was-was bisa berasal dari jin dan manusia. Untuk itu, janganlah ingin menjadi bagian bahan bakar api neraka. Mulailah menjadikan syaitan menjadi musuh nyata! 

Ingat membaca ta'awauz sebelum melakukan perbuatan baik. Agar para syaitan yang sedang bersemangat bekerja menjauh dari manusia. Ia lari tunggang langgang mendengar nama Allah dilafazkan. Insya Allah, jika mulai meniatkan baik, usaha baik, dan doa yang cukup mampu menghantarkan manusia untuk melengkapi harapan agar doa yang dipanjatkan yakin dikabulkan Allah. Berlindung kepada Allah dari godaan syaitan terkutuk, berusaha keras menyempatkan membaca a'uzubillah di setiap aktivitas kehidupan manusia. Karena kekuatan dan kemauan substansinya adalah milik Allah. Mintalah perlindungan. A'uzubillah minasyaitonirrojiiim. 

Senin, 08 Januari 2018

Memohon agar Disucikan

Dari rangkaian usaha yang telah dilakukan manusia untuk membersihkan diri, perlulah ditambahkan dengan bagian penting lainnya yaitu doa. Doa adalah bentuk permohonan dari manusia kepada Allah. Permohonan yang dilakukan dengan penuh pengharapan dan yakin akan dikabulkan. Permohonan yang akan menjadi pelengkap usaha manusia agar setiap tindakan baik yang dilakukan mendapatkan ridha dari Allah. Secara khusus, harapan pada Allah agar setiap manusia yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk dibersihkan dari kotoran dosa yang melekat pada setiap diri. 

Embun adalah buliran air bersih yang hinggap di beberapa kelopak daun dan tumbuhan lain. Embun sebagai air bersih yang berasal dari udara lembab yang menggumpal yang hinggap turun ke bawah, merembes lalu menguap pergi terbawa angin atau terkena terik matahari. Analogi embun tersebut sebagai wujud alat penyuci kotoran dosa manusia yang mampu menghapusnya, menjauhkannya, dan meyakinkan manusia untuk tidak mendekati kotoran dosa lagi. Karena, jika sudah bersih akan asing untuk kotor, maka ia akan lebih dekat bersama kebersihan yang lain. Yaitu, menambah dan meningkatkan diri untuk mendekati Allah Tuhan pembersih jiwa. 

Nilai akhlak yang bersumber dari hati bersih, ia tetap berontak jika manusia mengerjakan keburukan. Ini berarti, bahwa potensi manusia yaitu hati, sudah dibekali keajaiban untuk merasa dan peka atas perilaku manusia. Jika perbuatan itu baik, maka hati akan mendukungnya. Dukungan itu ditandai dengan semakin termotivasinya diri untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas amal ibadah. Namun, jika perbuatan itu buruk maka ia akan menolaknya dengan keras. Penolakan itu ditandai dengan membuatnya tidak tenang, risau, penuh sesak dan kesal yang akan menyusahkan diri manusia. Manusia yang berjalan bersebrangan dengan nurani pada hakikatnya ia membohongi diri sendiri dan menyiksa batin. Sehingga ia berusaha menutupi kesedihan itu dengan melakukan perbuatan tercela lain yang membuatnya bahagia. Tapi, bahagianya itu hanya sebentar saja, setelah itu teringat kembalilah kesalahannya. 

Ikrarkanlah permohonan itu dengan lirih, yang terdengar oleh telingamu. Mohonlah berulang-ulang tanpa bosan. Jika melakukan kesalahan segera minta ampunan, lalu melakukan kesalahan lagi bertaubatlah segera. Karena, sebaik-baik manusia jika ia salah dan khilaf maka ia langsung tergerak untuk meminta ampunan. Apakah Allah mengampuni? Tidak ada seorangpun yang mengetahui, karena itu hak prerogatif Allah. Manusia hanya punya batasan pada usaha dan doa. Maka mulailah memohon. Jika enggan memohon, bukankah itu bagian dari sombong! 

Minggu, 07 Januari 2018

Bersih dari Kotoran

Dosa adalah inisial kotoran yang melekat pada diri manusia. Kotoran ini tidak berbentuk, ia abstrak namun sangat berbahaya. Ia dapat membuat diri menjadi kacau, malu dan pupus harapan. Dan ada juga, ia membentuk perangai diri seperti kehilangan ciri khas manusia, dapat dikatakan lebih sesat melebihi hewan. Lebih jauh lagi, selain memberikan dampak buruk di dunia dosa juga akan menjadi bekal terburuk yang dibawa menghadap Allah di hari akhir. Dosa yang bertumpuk akan menggiringnya masuk ke dalam neraka. Karena dosa adalah amalan buruk yang memperoleh ganjaran siksa dengan api menyala di neraka. 

Ekspresi manusia berdosa sangat sedih di hari akhir kelak. Ia memikirkan mengapa ia tidak melakukan amal baik saja sewaktu hidup di dunia. Ia mengenang dan menyesal, berandai jika ia beroleh kesempatan balik ke dunia maka ia akan berikhtiar keras untuk menghindari dosa. Namun apa daya, kesempatan balik ke dunia tidak akan berulang seperti halnya reinkarnasi. Islam tidak mengenal paham seperti itu. Islam mengajarkan kepada manusia untuk mempersiapkan bekal terbaik (takwa) untuk dibawa ke akhirat. Pesan manis untuk berbekal terbaik itu ditemui pada surat Al-Baqarah ayat 197. Mumpung nafas masih keluar dari hidung kita, berpikirlah!, mumpung masih bisa membaca tulisan ini, renungkanlah! Mulailah pelan-pelan beramal shaleh sesuai perintah agama. 

Niatkan dalam diri untuk berusaha menghindari dosa walaupun diakui jika dilaksanakan itu berat. Kenapa? Karena setan juga bergerak dan berjuang untuk menyesatkan manusia agar tetap dalam keburukan sehingga berlumuran dosa. Oleh karena itu, berulang-ulang kali Allah menegaskan dalam surat cinta-Nya bahwa setan itu adalah musuh nyata manusia. Artinya, musuh tidak akan pernah memberikan menfaat kepada manusia. Justru ia akan menjerumuskan manusia lebih sesat lagi, banyak berdosa sehingga ia beroleh teman untuk sama-sama dibakar di neraka jahanam. Itu adalah bagian sumpah dari raja setan bahwa ia akan berusaha keras untuk menyesatkan anak adam hingga kiamat kelak. 

Ikhlas adalah amalan yang tidak tersentuh oleh setan. Perlu perjuangan bagi manusia untuk memiliki yang namanya ikhlas. Karena, mengamalkan keikhlasan tidak semudah mengucapkan. Pelan-pelan, mulailah dari membersihkan hati dari dosa, jauhkan diri dari perbuatan tercela, dan berdoa dengan tulus semoga Allah memberikan cahaya hidayah kepada jiwa yang suci, bersih, putih, dan keikhlasan. Seperti, baju putih yang tidak bernoda setitik pun, tentu akan sedap dipandang mata. Begitulah analogi manusia yang berusaha menjauhi perbuatan dosa. Jika salah lalu meminta maaf, telah berdosa maka bertaubat. Astaghfirullah.

Sabtu, 06 Januari 2018

Antara Timur dan Barat

Dua kutub yang kerap dinukil di dalam pesan Allah yaitu timur (masyriq) dan barat (maghrib). Matahari naik di ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat. Ia seperti berjalan cekung membawa perubahan waktu yang ditandai dari pendeknya bayangan berubah menjadi panjang lalu pendek kembali. Setidaknya untuk Indonesia perlu 12 jam matahari menempuh jarak perjalanan antara timur dan barat. Dengan perkataan lain, adanya timur dan barat menunjukkan simbolik berlakunya awal dan akhir dari kehidupan.

Etika yang harus dilakonkan oleh setiap manusia ialah harus berusaha memisahkan prilaku baik dengan prilaku buruk. Proses pemisahan ini yang dianalogikan sebagai pemaknaan jarak antara timur dan barat. Karena, antara baik dan buruk, hitam dan putih tidaklah mungkin berbaur menjadi satu seperti halnya timur dan barat yang terpisah. Ini menandakan bahwa manusia harus memilih yang baik dari yang buruk, memilih yang benar dan meninggalkan yang salah. Jarak yang terpisah tersebut dapat dikatakan sebagai proses usaha keras untuk konsisten memperjuangkan kebenaran dan kebaikan dalam diri manusia. 

Nilai selanjutnya yang dapat dipahami adalah berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari prilaku buruk atau dosa. Dengan analogi ; diri di kutub timur dan dosa di kutub barat, sehingga dosa tidak mendekat dan tidak menyelubungi jiwa. Karena, jika jiwa terbelenggu oleh dosa maka ia akan kehilangan pancaran sinar Ilahi yang menyeruak dari celah-celah relung jiwa. Doa beriring harapan selalu beruntaian diniatkan oleh manusia agar terhindar dari tindakan buruk dan dosa. Perihal ini terjadi disebabkan manusia telah menyadari jika ia selalu dikepung dosa maka hidupnya tidak akan merasa tenang, di dunia apalagi di akhirat. 

Itulah gambaran dari pemaknaan antara timur dan barat. Pemaknaan tersebut yang harus selalu diingat dan diamalkan oleh setiap manusia yang mengaku muslim. Sebab penciptaan adanya kutub timur, barat dan kutub yang lain adalah sebagai ayat kauniyah (tersirat) yang harus dipelajari manusia untuk mengasah akal pikirannya. Selain itu, berpikir tentang ayat kauniyah akan menghantarkan hati manusia untuk lebih mengenal Allah, sehingga beroleh motivasi, hidayah, dan kemauan untuk setia mengabdi kepada-Nya hingga jiwa berpisah dari badan. 

Jumat, 05 Januari 2018

Takbir, yang lain kecil

Dengarkanlah... wahai hati yang kelam, dengarkanlah wahai diri yang dirasa hina, dengarkanlah, dengarkanlah, dengarkanlah hanya satu saja yang besar di alam jagad raya ini yaitu Allah sang pencipta. Engkau tak perlu ragu melaksanakan perbuatan selama itu benar, dan jangan paksa dirimu untuk lemah, tidak berkutik di depan pemimpin yang merasa lebih berkuasa dari maha kuasa Allah azza wajalla. Tanamkan dalam setiap diri bahwa selain Allah semua makhluk adalah sama. Jadi, tidak perlu merasa dijauhkan atau dipinggirkan. Karena ukuran mulia itu bukan diukur dari jabatan yang didapuk ataupun harta yang melimpah ruah. Bukan, sekali lagi bukan! 

Energi yang muncul pada saat menyebutkan takbir akan menambah semangat diri untuk membela agama Allah. Menyebutkan takbir juga berarti mengakui Allah sebagai pemilik mutlak yang harus dibesarkan dan yang lain dikecilkan. Dengan perkataan lain, takbir mengajarkan setiap manusia untuk memaknai makna yang terkandung di dalam padanan katanya dan manifestasinya dalam kehidupan ini. Memaknai dengan sepenuh jiwa dan raga,serta mau melaksanakan titah-Nya sebagai penuntun keselamatan di dunia dan di akhirat. 

Nama Allah ada banyak, salah satunya ialah Allahu Akbar. Lafaz itu selalu diucapkan umat muslim disetiap kali shalat. Juga terdapat dalam susunan azan memanggil kaum muslimin untuk shalat tepat waktu. Selanjutnya, sebagai penyemangat dan pemantik api tauhid agar berkobar membesar dalam setiap jiwa yang rindu dengan Allah. Takbir menunjukkan butuhnya manusia akan kasih sayang Allah. Butuh dengan maksud yaitu harapan dan doa yang lahir dari lubuk hati meminta kepada Allah untuk dikuatkan menjalankan aktivitas sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan As-Sunnah. 

Insyafkan hati lalu jauhi nafsu. Hati yang bersih akan mampu memancarkan cahaya yang menjadi alat bantu bagi manusia untuk membaca peran apa yang di pilih sebagai khalifah di muka bumi. Salah satunya dengan langkah memberikan kejutan pada jiwa seperti membentaknya dengan ucapan lantang lafaz takbir lalu membentuknya menjadi bangunan yang penuh akan pemaknaan lafaz tersebut secara baik dan tetap konsisten. Dengan demikian, mulailah bertakbir dengan sungguh-sungguh yang dilantangkan dengan lisan mulia, membenarkan dengan hati yang selamat, dan mematuhi titah Allah hingga akhir hayat. Takbir!! 

Kamis, 04 Januari 2018

Memulai Basmalah

Dalam menjalani kehidupan tidaklah cukup dengan usaha manusia sendiri, tetapi perlu menyertakan Allah dalam setiap aktivitasnya. Bukti penyertaan itu ditandai dengan selalu melafazkan kalimat basmalah setiap akan melakukan kegiatan sehari-hari. Basmalah merupakan untaian kalimat indah yang harus diucapkan dengan penuh keyakinan yang mantap. Keyakinan yang menekankan butuhnya manusia akan Allah dalam hidup ini.

Edukasi yang terkandung dalam pengucapan basmalah seperti mendidik manusia untuk mengenal pencipta, menyadarkan manusia bahwa ada kuasa kehendak dari luar diri dan menekankan perlunya beramal dalam hidup ini. Jadi, dalam pelafazan basmalah tidak hanya sekedar di lisan saja, namun harus mempatrikan makna ayat dalam jiwa dan berusaha sekuat tenaga mengamalkan secara konsisten sampai akhir hayat. 

Nihillah yang didapat jika manusia tidak mau mengucapkan lafaz basmalah dalam setiap aktivitasnya. Kenihilan itu ditinjau dari kurangnya pemahaman akan pengaruh agama dalam kehidupan. Kenihilan yang jauh dari nilai-nilai Islam karena meninggalkan dan menanggalkan basmalah. Padahal, basmalah itu adalah kalimat penting dan indah bersumber dari Allah. Lihatlah, setiap pembuka surat Al-Qur'an ditemui basmalah diawalnya. Hanya satu surat saja, Tawbah yang tidak bermula basmalah, tetapi ditemukan lafaz basmalah pada An-Naml ayat 30. Sehingga lengkaplah lafaz basmalah sesuai jumlah surat dalam Al-Qur'an.

Ikutkanlah basmalah dalam setiap aktivitas, maka ia akan membuatmu tenang. Sertakanlah basmalah dalam kegiatanmu, maka ia akan mewarnai hidup dengan penuh keindahan. Dan rutinkanlah membaca basmalah maka ia akan mengingatkan pada Tuhanmu. Bahwa hidup, mati, amal, rezeki, pertemuan, dan semua yang terjadi dalam hidup kita adalah kehendak Allah. Mari mulailah membaca Bismillahirrohmanirrohim.

Rabu, 03 Januari 2018

Uniknya Niat

Disaat hati terombang-ambing kehilangan arah seperti anak muda yang tersesat di belantara hutan lindung. Hati berubah menjadi cemas, lidah berusaha keras mengeluarkan suara, dan tangan gemetar, takut, khawatir sesuatu keburukan akan menimpanya. Pada masa itulah butuhnya penolong yang dapat memberikan bantuan tenaga. Tapi apalah daya, semua upaya telah dikeluarkan namun hasilnya pun nihil. Ia tertunduk lelah, terisak pilu tidak ada yang datang menghampiri. Fenomena seperti ini kerap dirasakan sebagian manusia di dalam kehidupannya, hanya saja ia pandai menyembunyikannya. 

Entah apa yang terpikirkan sewaktu ia diam, tiba-tiba buliran air mata merembes membasahi pipi menyadari sedihnya tidak ada sesuatu yang dapat dipegang dengan kuat. Pegangan kuat itu dikenal dengan niat. Niat yang tidak hanya sekedar 'sadar akan melakukan' tetapi jauh dari itu niat yang diusahakan dengan maksimal dan komitmen yang tinggi. Niat untuk menjalankan ibadah dengan baik, itulah yang disebut niat suci manusia. 

Niat itu akan menjelma menjadi penolong sejati dalam diri manusia. Ia akan tetap ada di saat manusia membutuhkannya. Yang perlu dilakukan adalah sapa ia dengan ketenangan, sentuh ia dengan penuh kesadaran maka ia akan hadir untuk merapikan runtuhan asa yang telah pupus menjadi kembali sempurna. Niat akan mampu mengubah keadaan yang buruk menjadi baik, meneguhkan hati untuk tetap konsisten dalam menjalankan aktivitas kehidupan. Niat, itulah niat. Ia merupakan penolong unik yang siap sedia membantu kapanpun dan dimanapun manusia membutuhkannya. 

Istilah itu sebenarnya sudah banyak dikenal khalayak ramai, namun sebagian manusia saja yang mau menyadari dan memahami pentingnya menyertakan niat dalam hidup. Karena niat akan mengokohkan hati, menguatkan jiwa untuk segera bangkit ketika dilanda nestapa, mengembalikan semangat ketika putus asa mencoba, dan memfokuskan diri untuk mengabdi pada Ilahi Robbi. Ia tidak jauh tetapi ia dekat, ia bukan tipikal apatis tetapi ia kooperatif, maka tentukan niatmu lalu konsistenlah menjadi pribadi penuh manfaaat bagi manusia dan taat pada Allah. 

Selasa, 02 Januari 2018

Perenungan Utuh

Datangnya pagi bukanlah peristiwa tanpa rencana. Terbitnya matahari merupakan bukti setiap yang terlihat di muka bumi tunduk patuh taat menjalankan aturan Allah. Kepatuhan itu dikenal pula dengan sebutan sunatullah. Lalu, apakah manusia bagian dari skema rencana penciptaan?. Jawabannya tentu benar, karena manusia diciptakan bukan hanya sekedar penciptaan tanpa alasan, tetapi ada fungsi dan tanggungjawab yang harus diperankan sebagai bukti pengakuan adanya Allah. 

Esok, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Masa depan adalah rahasia Allah yang tertutup rapi tanpa ada yang mengetahui. Diantara tujuan yang dapat diketahui tentang adanya masa depan adalah Allah memberikan kesempatan bagi manusia untuk merenungkan bahwa setiap diri punya kebatasan kehendak. Untuk itu, perenungan yang terbaik adalah menyadari dengan benar untuk menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya dengan mengoptimalkan peran fungsi dan tangggungjawab sebagai manusia baik. 

Nama baik manusia ditentukan dari iman dan amal shaleh. Pada hari akhir setiap nama akan dipanggil, maka datanglah penuhi panggilan itu dengan senyum indah karena telah membawa bekal terbaik. Terdapat dalam pesan suci Allah bahwa bekal terbaik adalah takwa. Takwa dengan pengertian patuh tunduk melaksanakan perintah Allah dan dengan tegas menjauhi perihal buruk yang dilarang-Nya. 

Ikrar yang lahir dari perenungan mendalan lebih terasa dan berasa maknanya. Perenungan yang termanifestasi dari iman dan amal shaleh. Bisakah manusia bepikir sebentar tentang tujuan hidupnya? Tentu, sekali lagi tentu bisa. Manusia diberikan potensi akal yang harus membedah pesan Allah baik yang tersurat maupun tersirat. Tujuan akhir dari usaha tersebut hendaknya dapat menghantarkan setiap diri lebih dekat dengan Allah, dari posisi diam menjadi selangkah, dari berjalan menjadi berlari, semoga kelak menggapai ridha Ilahi. 

Senin, 01 Januari 2018

Dunia Mengingatkan

Dunia yang kita tinggali saat ini sebenarnya tempat yang ajaib. Mengapa tidak, karena dunia bisa dijadikan tempat untuk mendekatkan diri kepada Allah pencipta hakiki. Dan bisa pula dijadikan tempat untuk bersenang-senang melupakan makna tinggal di atasnya. Dengan dunia kita bisa menjadi mulia, dan dengan dunia kita bisa pula menjadi hina. Semua terpulang pada usaha kita menyegerakan kualitas dan kuantitas amal shaleh sebagai bekal menempuh perjalanan akhirat. 

Esensi kehidupan di dunia harus dimaknai dengan kesadaran yang terbimbing. Artinya, sifat sadar setiap manusia adalah fitrah yang butuh "perkara" lain dalam kesempurnaannya. Perkara lain itu dikenal dengan istilah agama. Agama merupakan pegangan kuat yang harus terpatri dalam setiap sanubari manusia. Dengan agama, manusia akan mengarahkan dan mengerahkan setiap aktivitas kesehariannya sebagai bentuk wujud ibadah kepada Allah Tuhan yang patut dipuja manusia. 

Nurani manusia tidak bisa dibohongi karena ia hadir untuk memberikan kesadaran pentingnya menjadi sosok kebermanfaatan. Kehadirannya merupakan titipan manis dari Allah yang ditancapkan mendalam disetiap potensi spiritualitas manusia. Sungguh benar, fitrah ruhani itu ialah bertuhan karena asal mula sebelum ditiupnya ruh ke rahim bunda, ia telah diangkat kesaksian mengakui kebenaran Allah sebagai Tuhan pencipta. Sebab itu, manusia dapat dikatakan baik jika ia mendekatkan dirinya kepada pencipta, dan sebaliknya manusia yang jauh dari Allah sebenarnya ia menipu dirinya sendiri, merasa hidup bahagia padahal itu semu seperti berharap air di sepanjang gurun sahara 'fatamorgana'. 

Ingat, sekali lagi ingat. Dalam catatan kecil ini semua teringat bahwa setiap diri masih terdapat kealpaan dalam mempersiapkan bekal amal dengan baik. Capaian keduniaan mungkin saja telah diraih, tetapi apakah ada yang dapat menjamin kesuksesan akhirat telah diraih. Belum, sekali lagi belum. Belum ada manusia yang mampu memastikan dirinya sukses di alam akhirat. Karena keputusan 'ketuk palu' kebahagiaan hanya Allah yang tahu. Maka, tugas manusia yang dapat dilakukan sekarang adalah menjadikan dunia sebagai ladang amal shaleh, bekerja dengan gigih, membantu sesama, dan meniatkan segala aktivitas untuk menjemput ridha Allah, sebagai ibadah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat kelak.