Dosa adalah inisial kotoran yang melekat pada diri manusia. Kotoran ini tidak berbentuk, ia abstrak namun sangat berbahaya. Ia dapat membuat diri menjadi kacau, malu dan pupus harapan. Dan ada juga, ia membentuk perangai diri seperti kehilangan ciri khas manusia, dapat dikatakan lebih sesat melebihi hewan. Lebih jauh lagi, selain memberikan dampak buruk di dunia dosa juga akan menjadi bekal terburuk yang dibawa menghadap Allah di hari akhir. Dosa yang bertumpuk akan menggiringnya masuk ke dalam neraka. Karena dosa adalah amalan buruk yang memperoleh ganjaran siksa dengan api menyala di neraka.
Ekspresi manusia berdosa sangat sedih di hari akhir kelak. Ia memikirkan mengapa ia tidak melakukan amal baik saja sewaktu hidup di dunia. Ia mengenang dan menyesal, berandai jika ia beroleh kesempatan balik ke dunia maka ia akan berikhtiar keras untuk menghindari dosa. Namun apa daya, kesempatan balik ke dunia tidak akan berulang seperti halnya reinkarnasi. Islam tidak mengenal paham seperti itu. Islam mengajarkan kepada manusia untuk mempersiapkan bekal terbaik (takwa) untuk dibawa ke akhirat. Pesan manis untuk berbekal terbaik itu ditemui pada surat Al-Baqarah ayat 197. Mumpung nafas masih keluar dari hidung kita, berpikirlah!, mumpung masih bisa membaca tulisan ini, renungkanlah! Mulailah pelan-pelan beramal shaleh sesuai perintah agama.
Niatkan dalam diri untuk berusaha menghindari dosa walaupun diakui jika dilaksanakan itu berat. Kenapa? Karena setan juga bergerak dan berjuang untuk menyesatkan manusia agar tetap dalam keburukan sehingga berlumuran dosa. Oleh karena itu, berulang-ulang kali Allah menegaskan dalam surat cinta-Nya bahwa setan itu adalah musuh nyata manusia. Artinya, musuh tidak akan pernah memberikan menfaat kepada manusia. Justru ia akan menjerumuskan manusia lebih sesat lagi, banyak berdosa sehingga ia beroleh teman untuk sama-sama dibakar di neraka jahanam. Itu adalah bagian sumpah dari raja setan bahwa ia akan berusaha keras untuk menyesatkan anak adam hingga kiamat kelak.
Ikhlas adalah amalan yang tidak tersentuh oleh setan. Perlu perjuangan bagi manusia untuk memiliki yang namanya ikhlas. Karena, mengamalkan keikhlasan tidak semudah mengucapkan. Pelan-pelan, mulailah dari membersihkan hati dari dosa, jauhkan diri dari perbuatan tercela, dan berdoa dengan tulus semoga Allah memberikan cahaya hidayah kepada jiwa yang suci, bersih, putih, dan keikhlasan. Seperti, baju putih yang tidak bernoda setitik pun, tentu akan sedap dipandang mata. Begitulah analogi manusia yang berusaha menjauhi perbuatan dosa. Jika salah lalu meminta maaf, telah berdosa maka bertaubat. Astaghfirullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar