Jumat, 05 Januari 2018

Takbir, yang lain kecil

Dengarkanlah... wahai hati yang kelam, dengarkanlah wahai diri yang dirasa hina, dengarkanlah, dengarkanlah, dengarkanlah hanya satu saja yang besar di alam jagad raya ini yaitu Allah sang pencipta. Engkau tak perlu ragu melaksanakan perbuatan selama itu benar, dan jangan paksa dirimu untuk lemah, tidak berkutik di depan pemimpin yang merasa lebih berkuasa dari maha kuasa Allah azza wajalla. Tanamkan dalam setiap diri bahwa selain Allah semua makhluk adalah sama. Jadi, tidak perlu merasa dijauhkan atau dipinggirkan. Karena ukuran mulia itu bukan diukur dari jabatan yang didapuk ataupun harta yang melimpah ruah. Bukan, sekali lagi bukan! 

Energi yang muncul pada saat menyebutkan takbir akan menambah semangat diri untuk membela agama Allah. Menyebutkan takbir juga berarti mengakui Allah sebagai pemilik mutlak yang harus dibesarkan dan yang lain dikecilkan. Dengan perkataan lain, takbir mengajarkan setiap manusia untuk memaknai makna yang terkandung di dalam padanan katanya dan manifestasinya dalam kehidupan ini. Memaknai dengan sepenuh jiwa dan raga,serta mau melaksanakan titah-Nya sebagai penuntun keselamatan di dunia dan di akhirat. 

Nama Allah ada banyak, salah satunya ialah Allahu Akbar. Lafaz itu selalu diucapkan umat muslim disetiap kali shalat. Juga terdapat dalam susunan azan memanggil kaum muslimin untuk shalat tepat waktu. Selanjutnya, sebagai penyemangat dan pemantik api tauhid agar berkobar membesar dalam setiap jiwa yang rindu dengan Allah. Takbir menunjukkan butuhnya manusia akan kasih sayang Allah. Butuh dengan maksud yaitu harapan dan doa yang lahir dari lubuk hati meminta kepada Allah untuk dikuatkan menjalankan aktivitas sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan As-Sunnah. 

Insyafkan hati lalu jauhi nafsu. Hati yang bersih akan mampu memancarkan cahaya yang menjadi alat bantu bagi manusia untuk membaca peran apa yang di pilih sebagai khalifah di muka bumi. Salah satunya dengan langkah memberikan kejutan pada jiwa seperti membentaknya dengan ucapan lantang lafaz takbir lalu membentuknya menjadi bangunan yang penuh akan pemaknaan lafaz tersebut secara baik dan tetap konsisten. Dengan demikian, mulailah bertakbir dengan sungguh-sungguh yang dilantangkan dengan lisan mulia, membenarkan dengan hati yang selamat, dan mematuhi titah Allah hingga akhir hayat. Takbir!! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar