Dalam mendidik hendaknya dilakukan dengan totalitas, objektif, dan rasionalitas. Guru atau dosen yang berperan sebagai pendidik harus memberikan contohnya (keteladanan) yang nyata kepada peserta didik. Salah satu cara yang paling mujarab dan mudah ialah dengan menirukan. Meniru pada yang baik dan yang lebih sukses tentu dianjurkan, karena peluang keberhasilan juga semakin besar. Keberhasilan atas peniruan tersebut bersebab niat, ide, target dan hasil yang diperjuangkan sudah sangat bagus.
Ekspresi yang ditampilkan manusia harus baik dan mendamaikan. Karena, orang lain akan melihat sejauhmana anda mengamalkan ajaran Islam. Tentunya, niat anda dalam berbuat baik haruslah tulus karena Allah. Jadi, dilhat atau tidak dilihat manusia kita tetap konsisten dalam mengimplementasikan aturan agama Islam.
Nilai yang terkandung dalam ajaran Islam sangat berguna bagi kehidupan manusia. Maka rugi sekali jika ada manusia mengambil opsi lain dalam menjalankan kehidupan. Opsi lain itu yang di luar agama Islam dikategorikan sesat dalan memilih pandangan hidup. Manusia yang sesat itu susah mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, karena mereka dikelilingi oleh hingar bingar pesona dunia. Mereka merasa menyaman melakukan kesalahan padahal keluar dari jalan Allah. Itulah sesat yang sangat merugikan dan menghinakan.
Insyaflah, ketika kita merasa nyaman dalam keburukan berarti ada indikasi penyakit sesat mulai mengidap pada diri. Kesesatan akan menggiring manusia untuk jauh dari Allah, melupakan perintah dan melanggar larangan-Nya. Satu-satunya cara yang dapat dilakukan adalah dengan bertobat sungguh-sungguh. Menyesali setiap perbuatan buruk dan berjanji tidak akan mengulangi lagi. Mari kita berdoa semoga kita semua tetap pada jalan keimanan dan komitmen melaksanakan amal shaleh serta diajuhkan dari prilaku sesat, zalim, dan merusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar