Selasa, 16 Januari 2018

Jalan yang lurus

Dikisahkan dalam Al-Qur'an bahwa kezaliman dan keburukan yang terjadi bumi ini diantaranya disebabkan manusia menempuh jalan yang salah. Kisah-kisah tersebut harus dipahmi bukan sekedar konfirmasi sejarah saja, namun harus ada upaya mengambil pelajaran yang tersirat dari setiap perjalanan yang uraikan. Sudah menjadi kepatutan bersama, bahwa manusia pernah salah dan khilaf, pernah tergelincir dari jalan yang lurus, pernah terbuai dengan godaan syaitan, dan banyak lagi. Alasan-alasan itu dapat dijadikan sebab manusia tidak menempuh jalan yang lurus. 

Edukasi dari penjabaran kisah sejarah tersebut yaitu agar munculnya perspektif perlunya upaya manusia untuk tetap istiqomah atau konsisten dalam ketaatan dan ketundukan pada Allah. Sikap istiqomah tersebut menjadi kunci penting dalam menjaga semangat dan motivasi dalam menjalankan ibadah dengan penuh kesungguhan. Baik dari sisi kuantitas maupun dari sisi kualitasnya. Dengan demikian, usaha yang dilakukan tersebut hendaknya disandingkan pula dengan doa, agar segala sesuatu yang dikerjakan mendapat kemudahan dan ridha Allah yang maha melihat. 

Nasihat istiqomah itu harus selalu kita jaga sepanjang hidup sampai berpisahnya nyawa dari badan. Ketetapan dan kemantapan jiwa dalam beragama juga harus selalu ditingkatkan. Dengan begitu kecendrungan hati untuk keluar dari jalan yang lurus dapat dihindarkan. Jika tidak selalu mengulang kaji dan merutinkan amalan maka tidak menutup kemungkinan manusia akan keluar dari jalan yang lurus, tersesat, hilang arah tujuan hidup. Dengan perkataan lain, ia mengingkari agama bahkan menukar keyakinannya dengan yang lain. Sekali lagi, istiqomah itu sangat penting. Ucapakan amantubillah, saya beriman kepada Allah lalu istiqomahlah. 

Istiqomah harus terus dilatih, tidak bisa sekali jadi seperti membalikkan telapak tangan. Karena istiqomah mempunyai domain gerakan yang kolaboratif, yaitu gerakan hati, pikiran dan badan. Kerja hati agar menyadari dengan benar bahwa perlu ada niat dan tekad kuat untuk tetap pada jalan yang lurus. Kerja pikiran  untuk selalu menambah pengetahuan, mencari jalan keluar, dan menemukan ide-strategi baru dalam setiap menjalani aktivitas keseharian. Dan kerja badan/fisik untuk siap sedia melakukan perbuatan baik maka harus kuat dan sehat dengan mengatur pola makan, pola tidur, dan pola olahraga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar