Senin, 01 Januari 2018

Dunia Mengingatkan

Dunia yang kita tinggali saat ini sebenarnya tempat yang ajaib. Mengapa tidak, karena dunia bisa dijadikan tempat untuk mendekatkan diri kepada Allah pencipta hakiki. Dan bisa pula dijadikan tempat untuk bersenang-senang melupakan makna tinggal di atasnya. Dengan dunia kita bisa menjadi mulia, dan dengan dunia kita bisa pula menjadi hina. Semua terpulang pada usaha kita menyegerakan kualitas dan kuantitas amal shaleh sebagai bekal menempuh perjalanan akhirat. 

Esensi kehidupan di dunia harus dimaknai dengan kesadaran yang terbimbing. Artinya, sifat sadar setiap manusia adalah fitrah yang butuh "perkara" lain dalam kesempurnaannya. Perkara lain itu dikenal dengan istilah agama. Agama merupakan pegangan kuat yang harus terpatri dalam setiap sanubari manusia. Dengan agama, manusia akan mengarahkan dan mengerahkan setiap aktivitas kesehariannya sebagai bentuk wujud ibadah kepada Allah Tuhan yang patut dipuja manusia. 

Nurani manusia tidak bisa dibohongi karena ia hadir untuk memberikan kesadaran pentingnya menjadi sosok kebermanfaatan. Kehadirannya merupakan titipan manis dari Allah yang ditancapkan mendalam disetiap potensi spiritualitas manusia. Sungguh benar, fitrah ruhani itu ialah bertuhan karena asal mula sebelum ditiupnya ruh ke rahim bunda, ia telah diangkat kesaksian mengakui kebenaran Allah sebagai Tuhan pencipta. Sebab itu, manusia dapat dikatakan baik jika ia mendekatkan dirinya kepada pencipta, dan sebaliknya manusia yang jauh dari Allah sebenarnya ia menipu dirinya sendiri, merasa hidup bahagia padahal itu semu seperti berharap air di sepanjang gurun sahara 'fatamorgana'. 

Ingat, sekali lagi ingat. Dalam catatan kecil ini semua teringat bahwa setiap diri masih terdapat kealpaan dalam mempersiapkan bekal amal dengan baik. Capaian keduniaan mungkin saja telah diraih, tetapi apakah ada yang dapat menjamin kesuksesan akhirat telah diraih. Belum, sekali lagi belum. Belum ada manusia yang mampu memastikan dirinya sukses di alam akhirat. Karena keputusan 'ketuk palu' kebahagiaan hanya Allah yang tahu. Maka, tugas manusia yang dapat dilakukan sekarang adalah menjadikan dunia sebagai ladang amal shaleh, bekerja dengan gigih, membantu sesama, dan meniatkan segala aktivitas untuk menjemput ridha Allah, sebagai ibadah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat kelak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar