Dari dalam diri maupun dari luar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah. Mari kita kaji, manusia mempunyai mata itu adalah konkrit sedangkan hakikat nikmatnya ialah penglihatan, manusia juga punya lidah dan hakikatnya dapat mengecap rasa dan berbicara, dan banyak lagi. Ada sebagian manusia yang ditakdirkan Allah punya mata tetapi tidak dikaruniai penglihatan, ada lidah namun tidak bisa bersuara. Bukankah penglihatan dan pengecap rasa atau bersuara tidak bisa dijangkau oleh alam pikir manusia. Karena ia bersifat ghaib/abstrak sebagai bukti tanda adanya Allah.
Engkau dapat melihat ayat-ayat Allah yang bertebar di alam jagad raya ini. Sungguh pengetahuan manusia jauh dan sangat jauh bila dibandingkan dengan Maha Tahu Allah. Sekali lagi, sungguh menakjubkan Allah menciptakan semua yang ada di langit, semua yang ada di bumi, dan semua yang ada diantara keduanya. Penciptaan itu bukanlah sebagai penghias atau sia-sia belaka, tetapi harus dimaknai dan dipikirkan dengan seksama dalam rangka untuk lebih mengenal-Nya.
Nikmat yang diberikan Allah sungguh sangat banyak. Dia memberikan semuanya yang ada di bumi untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Bukti penyerahan itu dengan diamanatkan kepada manusia untuk menjadi pemimpin teladan di muka bumi. Sehingga manusia dapat bermanfaat bagi diri dan sesama. Tentu, sebagai pemegang amanah harus melaksanakan tugas dan peran dengan baik. Jika amanah atau titipan itu diambil kita harus merelakkannya, karena pada dasarnya itu bukan milik manusia.
Intisari yang dapat diambil ialah mengetahui dengan benar bahwa kekayaan, jabatan, posisi kepangkatan itu semua pinjaman dari Allah. Karena sekali lagi, apapun yang ada di diri dan di luar diri hakikatnya adalah milik Allah. Bagi mereka yang belum sadar tidak mengapa, tugas kita mengingatkannya. Bagi kita yang telah tahu hendaknya semakin bertambah rasa syukur kita kepada Allah yang telah memberikan keberlimpahan nikmat. Itu baru nikmat dunia saja sudah tidak terhitung, apalagi nikmat di akhirat nanti?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar