Dari subuh telah datang, masih dingin sebab baru turun hujan di lingkungan kami. Kami marah tetapi tidak mebalas, kami bisa mendokan untuk kehancuran tetapi tidak mungkin kami melakukannya. Karena perbuatan itu salah, dengan cara yang salah pula. Untuk itu, sikap hendaknya mengusahakan setiap perihal menjadi mungkin dan bermakna, karena semua menyadari usaha keras akan membawa hasil optimal.
Elegi yang terjadi hendaknya dijadikan pelajaran bagi semua. Menyadari bahwa Allah lebih sayang kepada manusia, dengan kata lain kemalangan yang terjadi bukan tanpa rencana. Semua yang terjadi di muka bumi ini adalah rencana Allah, sunnatullah, dan qadha-qadar yang mengandung banyak hikmah. Rencana Allah di atas rencana manusia, kehendak manusia kalah mutlak dengan kehendak Allah.
Nalar akan pemahaman yang komprehensif itu diupayakan dapat dipahami oleh setiap anggota masyarakat. Pemahaman yang membawa suatu keyakinan yang mantap dan kuat yaitu Allah maha mendengar doa, harapan, dan curahan hati dari setiap hamba-Nya. Pendengaran Allah tentu berbeda dari ciptaan-Nya, dan kita tidak bisa memaksa Allah untuk mengijabah doa kita. Terkadang, doa itu cepat dikabul, kadang pula lambat, dan ada pula yang beroleh berkah syurga. Tentu, hal pasti hanya Allah yang tahu.
Ingatkan suadara dan teman-temanmu bahwa Allah selalu melihat dan mendengar apa saja yang dilakukan. Secara khusus, ucapan yang keras atau lembut Allah mendengarnya dengan jelas. Pelan saja Allah tentu tahu, ikrarkan dengan lembut, halus, dan penuh pengharapan. Dengan demikian, mengingatkan ini juga bagian dari tugas manusia sebagai khalifah/pemimpin/wali Allah di dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar